Grand
Message Kristus Setelah Kebangkitannya dari Kubur: Damai sejahtera bagi kamu!
Oleh:
Blogger Martin Simamora
Merupakan
situasi yang mencekam bagi para murid sejak Getsemani. Getsemani memang harus
dikatakan sebagai sebuah momentum termurni yang sanggup mengeluarkan secara gamblang
dan lugas apa sesungguhnya yang terjadi. Setiap murid pada saat itu memasuki
momen awal terisolasinya setiap murid Kristus sehingga bukan saja terpisahkan secara jarak
fisik tetapi juga terjauhkan secara hebat pada kehendak dan pikiran Kristus. Mari kita melihat momen tersebut yang
merupakan kulminasi yang membuat para murid tak mungkin dan mustahil untuk
mengiringi Kristus masuk kedalam perjalanan yang memuliakan Sang Mesias-Anak
Manusia itu:
Lukas
22:37Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi
pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
Lukas
22:38 Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya:
"Sudah cukup."
Lukas
22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan
terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan,
mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"
Lukas
22:50Dan seorang dari mereka menyerang
hamba Imam Besar sehingga putus
telinga kanannya.
Keterpisahan
antara Sang Mesias dan para muridnya begitu keras dan penuh pemberontakan.
Mereka bahkan siap untuk mati demi Kristus dengan pedang di tangan dan tanpa
segan dihadapan Sang Kristus seorang diantara para muridnya menebaskan pedang
tersebut pada seorang hamba Imam Besar, ini ditentang sangat keras oleh Kristus
dalam sebuah kedivinitasan sementara Sang Kristus sedang masuk kedalam lembah
maut dalam sebuah perjalanan yang dikehendakinya. Perhatikan penentangan
divinitas Kristus ini: tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu
dan menyembuhkannya
(Lukas 22:51).
Momen
tersebut sangat emosional, cinta kepada sang guru begitu membakar emosi para
murid, tetapi kedagingan mereka lebih berkuasa daripada penundukan mereka terhadap Kristus…sebagaimana
Kristus tunduk kepada kehendak Bapa sebagaimana telah diucapkannya kepada para
muridnya sendiri: sebab Apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.
Siapa yang kedagingannya sanggup berdiam dalam
damai sejahtera sementara maut sedang mengincar dalam kepresesian yang
dikerjakan oleh para serdadu Romawi? Tentu tidak ada. Tetapi Kristus secara
sempurna telah mengantisipasi momen tersebut dengan memberikan peringatan agar
mereka masuk kedalam kesiagaan dalam doa agar kedagingan mereka dalam kendali
penundukan terhadap sabda sang guru sendiri, perhatikan ini: