Oleh: Martin Simamora
Ketika
Pemerintah Bereksperimen dengan: Sistem Ekonomi yang Baru & Redominasi Mata
Uang, Berpikir Lebih Baik Daripada Sistem Kapitalis Barat Namun Salah Urus
& Korupsi Tak Terkendali
Ketika Menajemen dan Sistem Pemerintahan Negaramu Gagal
Bayangkanlah jika perdana menteri atau
presiden sebuah negara secara mendadak mengumumkan bahwa pemerintahannya akan
mendevaluasi mata uangnya sebesar 96 persen, meningkatkan upah minimum sebesar 6.000
persen; membayarkan upah karyawan semua bisnis rakyatnya sejumlah jutaan
pekerja selama tiga bulan; lalu mengikatkan mata uang dengan sebuah mata uang
crypto yang ajaib itu; mempersiapkan penjatahan bahan bakar; dan mengenakan
pajak sebesar 0,7 persen pada transaksi-transaksi finansial yang besar. Ini
akan menjadi sebuah tindakan gila sebuah negara yang sedang runtuh.
Bagi
rakyat Venezuela yang mengalami penderitaan panjang, itu adalah tahap terakhir
eksperimen megah sistem sosialis yang dilakukan oleh Negara. Presiden Nicolas
Maduro baru saja mengeluarkan sebuah mata uang baru, yang disebut ‘bolivars
yang berdaulat’. Gagasan awalnya, mata uang ini akan seperti mata uang lama,
tetapi dengan membuang 3 nol. Tetapi ketika hiperinflasi terjadi diluar kendali
pemerintah, maka pemerintah memutuskan membuang 5 nol ( Redominasi mata uang).
Rencana
baru Maduro tersebut, dimaksudkan untuk menjadikan Venezuela berubah menjadi
sebuah kekuatan ekonomi besar, pada peluncurannya, mereka yang mengambil uang
di mesin-mesin atm bank, mendapatkan pembatasan yang hanya membolehkan mereka
menarik 10 bolivars yang berdaulat
per hari. Ini, mereka dapatkan, hanyalah bagian akhir dari apa yang disebut
Maduro ‘formulanya yang secara menakjubkan impresif’ untuk merestorasi ekonomi.
Bagi banyak orang Venezuela, masyarakat dari sebuah negara yang sebelumnya ekonomi terkuat di Amerika Latin, ini terasa
bukan sama sekali formula yang menakjubkan, hanya lebih menyengsarakan.