Oleh: Martin Simamora
Dunia
dalam Kegelapan, Terang Manusia Datang Mengalahkan Kegelapan itu
Jelang natal, sudah
menjadi kebiasaan atau tradisi bagi gereja atau keluarga-keluarga Kristen untuk
memasang pohon natal. Pohon yang menarik bukan saja karena ornamen-ornamen atau
hiasan-hiasannya yang khas, tetapi karena lampu-lampu yang bukan saja
berkelap-kelip tetapi bahkan bisa menari dalam pola-pola yang indah. Tentu saja
natal bukan soal memiliki dan memajang pohon natal yang megah dan mahal, sebab
lampu-lampunya sendiri bukanlah terang bagi dunia ini sendiri. Alkitab sendiri
memang secara tegas menunjukan bahwa natalnya Yesus atau inkarnasi Allah Sang
Firman menjadi manusia merupakan kedatangan terang dari Allah ke dalam dunia.
Mari kita membaca bagaimana injil Yohanes menyatakannya:
Yohanes
1:1-2 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya
bersama-sama dengan Allah.
Yohanes
1:4 Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang
manusia.
Ia yang pada mulanya
bersama-sama dengan Allah, menjadi manusia. Tetapi bukan sekedar menjadi
manusia agar sama dengan manusia sebab dalam Ia pada mulanya bersama-sama
dengan Allah itu menjadi manusia, di dalam dirinya ada hidup, dan hidup itu
adalah terang manusia.
Terang
Manusia:
Relasi Sang Terang
Manusia dengan Umat Manusia dalam
Kegelapan yang Melingkupi Segenap Dunia
Semua kini tertuju kepada Dia
yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah yang telah menjadi manusia,
bukan sekedar tertuju tanpa sebuah tujuan yang mencengkram dunia ini sehingga
menyatakan keberadaan dunia ini secara mutlak bergantung kepadanya: