F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Khotbah Menyambut Natal 2017 dalam Kebenaran dan Iman yang Gemilang:



Oleh: Martin Simamora

Dunia dalam Kegelapan, Terang Manusia Datang Mengalahkan Kegelapan itu


Jelang natal, sudah menjadi kebiasaan atau tradisi bagi gereja atau keluarga-keluarga Kristen untuk memasang pohon natal. Pohon yang menarik bukan saja karena ornamen-ornamen atau hiasan-hiasannya yang khas, tetapi karena lampu-lampu yang bukan saja berkelap-kelip tetapi bahkan bisa menari dalam pola-pola yang indah. Tentu saja natal bukan soal memiliki dan memajang pohon natal yang megah dan mahal, sebab lampu-lampunya sendiri bukanlah terang bagi dunia ini sendiri. Alkitab sendiri memang secara tegas menunjukan bahwa natalnya Yesus atau inkarnasi Allah Sang Firman menjadi manusia merupakan kedatangan terang dari Allah ke dalam dunia. Mari kita membaca bagaimana injil Yohanes menyatakannya:

Yohanes 1:1-2 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Yohanes 1:4  Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Ia yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah, menjadi manusia. Tetapi bukan sekedar menjadi manusia agar sama dengan manusia sebab dalam Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah itu menjadi manusia, di dalam dirinya ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia.




Terang Manusia:
Relasi Sang Terang Manusia dengan Umat Manusia  dalam Kegelapan yang Melingkupi Segenap Dunia

Semua kini tertuju kepada Dia  yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah yang telah menjadi manusia, bukan sekedar tertuju tanpa sebuah tujuan yang mencengkram dunia ini sehingga menyatakan keberadaan dunia ini secara mutlak bergantung kepadanya:

0 Yesus Kristus adalah Firman yang Menjadi Manusia (Yohanes 1:14)- Bagian 7-Selesai

Oleh: Martin Simamora

Meninjau Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya" sebagaimana  Diajarkan Pdt. Erastus Sabdono
(Bagian ini Selesai)


serial menyambut Natal:  Yesus dan relasi kematiannya di kayu salib: Bukan karena Ia telah menjadi manusia berdosa sehingga mengalami maut, dan karena melepaskan haknya sebagai Anak Allah

Bacalah lebih dulu: “bagian sebelumnya

Memperbincangkan kemanusiaan Yesus dalam sudut pandang kemanusiawian setiap manusia yang sejak perjanjian lama dikatakan sebagai kecenderungan hatinya semata-mata berdosa:

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,- Kejadian 6:5

Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?- Yeremia 17:9

Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan.- Roma 1:28-31

Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."- Roma 1:20-23

Maka memang  sangat berdasar bagi siapapun untuk memiliki prasangka alami: jika dikatakan Yesus menjadi sama dengan manusia, maka ia tak terbebaskan dari natur kemanusiaan semua manusia terhadap  kedagingan yang dihidupi oleh pemerintahan maut. Bahkan sangat berdasar dan tak terbantahkan, andaikata saja Alkitab sendiri tidak pernah menunjukan bahwa perjanjian lama, Yesus Kristus, para rasul-Nya tidak menarik garis pemisah yang begitu tajam untuk memisahkan Yesus dari semua manusia pada natur keberdosaan sehingga takluk pada  pemerintahan maut. Andaikan tidak, maka memang Yesus pasti juga merupakan obyek dosa. Tetapi pada Alkitab kita menemukan begitu benderang sebuah garis pemisah yang teramat tajam yang mengakibatkan cara pandang kita terhadapnya harus dilakukan secara berhati-hati supaya tidak dibangun berdasarkan  pemahaman, asumsi dan definisi yang dibangun diatas kemanusiaan setiap manusia yang mengabaikan setiap hal yang ditunjukan Kitab Suci terhadap Yesus. Ini penting! Bukankah Yesus sendiri berkata bahwa Ia  memang adalah Mesias sebagaimana yang dinyatakan Kitab Suci dan Ia melakukan segenap hal yang dinyatakan Kitab Suci, bahkan diujikan pada nabi terakhir perjanjian Lama dan kepada Musa yang telah menuliskan kitab-kitab:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9