F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.L)

Oleh: Martin Simamora    

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.L)



Salah satu momen indah dan megah pada kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ini, adalah percakapannya dengan seorang perempuan Samaria. Ya, Samaria, bangsa yang tak boleh dikunjungi oleh para murid-Nya kala Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Sorga, yaitu dirinya sendiri. Sebagaimana telah saya tunjukan pada bagian sebelumnya. Pertemuan ini, karenanya, telah menjadi sebuah pertemuan yang memperlihatkan bahwa Yesus adalah kebenaran dan hakim atas segala bangsa, sebab didalam perjumpaan ini pun, telah disampaikan-Nya kebenaran yang menyatakan keselamatan yang datang dari-Nya dan oleh-Nya, sekaligus menghakimi semua manusia. Mari kita memperhatikan dialog berikut ini:

Yohanes 4:3-12 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"


Perempuan Samaria itu mengenal Yesus, bahwa Ia adalah seorang Yahudi bukan sebagai Sang Terang Dunia. Itu sebabnya ia terperanjat dengan permintaan Yesus yang begitu janggal mau bergaul dengan dirinya yang seorang Samaria. Dalam Alkitab jelas terlihat bahwa relasi antara Yahudi dengan Samaria memang sangat negatif, bagi orang Yahudi, orang Samaria  adalah warga kelas dua dan memiliki sejarah relasi Israel-Samaria yang begitu negatif atau anti Samaria, seperti tercatat pada 2 Raja-Raja 17: “Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itupun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya. Pada mulanya waktu mereka diam di sana tidaklah mereka takut kepada TUHAN, sebab itu TUHAN melepaskan singa-singa ke antara mereka yang membunuh beberapa orang di antara mereka-2 Raja-Raja 17:24-25 [ anda bisa membaca untuk kepentingan studi: “The Origin And History Of The Samaritans,” dan “The Samaritans in Josephus’ Jewish History.”). Nenek moyang orang Samaria bukan orang Ibrani tetapi bangsa-bangsa asing. Ketika perempuan Samaria  menyebut Yakub adalah bapa kami, maka jelas ia menganggap dirinya adalah keturunan Yakub yang mana tak mengherankan karena mereka memiliki sejarah yang begitu panjang hidup sebagai pendatang di negeri bangsa Yahudi. Perkawinan campur adalah hal yang tak terelakan, setidak-tidaknya. Itu juga yang menjelaskan mengapa perempuan Samaria pun menantikan Mesias, sebagaimana ia mengatakannya: “Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami- Yoh 4:25." Mereka karenanya tidak diperhitungkan sebagai domba-domba yang hilang dari Israel, saat pengutusan 12 murid.


Keterperanjatan perempuan Samaria itu dijawab oleh Yesus, bukan sebagai orang Yahudi tetapi IA adalah Allah yang menyatakan kasih karunia Allah, dan juga penghakiman atas realita dirinya di hadapannya. Maka dengarkanlah apa yang dikatakannya ini: “Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup- Yoh 4:10." Kepada perempuan Samaria itu, Yesus memberikan kepadanya air hidup yang bukan dari dunia ini yang dapat menghilangkan dahaga sesaat saja (Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi- Yoh 4:13), tetapi dengan meminumnya tak akan pernah haus lagi: ”tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.K)

Oleh: Martin Simamora     

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.K)



Bagaimana dengan Yesus sendiri, terhadap pernyataan pendeta Dr.Erastus Sabdono yang berbunyi “Kalau mereka tidak melihat atau tidak pernah mendengar Injil secara memadai mereka tidak berdosa, tetapi kalau mereka melihat (mendengar Injil secara memadai) tetapi tidak percaya maka dosa mereka kekal (Yoh 9:41)? “ Apakah Yesus sendiri membicarakan dosa bukan dalam sebuah kontinum waktu, yang sejak kejatuhan Adam hingga kini?Apakah dosa itu telah ada memerintah segenap manusia sejak perjanjian lama hingga memasuki eranya-saat Ia masuk ke dalam dunia ini? Adakah Ia menunjukan sebuah kesinambungan tak terputus tepat pada dirinya sendiri yang menunjukan bahwa dosa sudah ada sejak sebelum dirinya di dunia ini hadir, dalam cara yang sangat tajam?

Maka jawabannya: ya,ada, bahkan begitu tajam menunjukan bahwa Ia sendiri adalah Sang Hakim atas dosa yang sejak dahulu kala menguasai dunia.


Marilah kita memperhatikan, mengarahkan diri kita kepada sabdanya berikut ini, sebuah sabda penghakiman:

▬▬Matius 10:14-15 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."


▬▬Lukas 17:26-30 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot!


▬▬Matius 11:20-24 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."


Tidakah anda melihat,dengan demikian, siapakah Yesus? Ia adalah Sang Hakim kekal. Bagaimana bisa dia berbicara penghakiman atas dosa yang pasti menunjukan pembinasaan oleh Allah sementara ia sendiri  baru muncul di dunia ini dalam era yang kini kita sebut sebagai perjanjian baru? Pernyataan pendeta Erastus, sebetulnya, hendak menyatakan Yesus itu sendiri baru ada atau eksistensinya baru ada sejak kelahirannya di bumi ini dengan memandang bahwa IA datang dalam sebuah ketentuan dosa yang terpisah dari segala zaman dan segala manusia di bumi, sehingga dosa menurut Yesus bukanlah realita dosa global. Ini pertama-tama bagaikan konflik antara orang-orang Yahudi yang mempertanyakan Yesus, pada siapakah Yesus sampai bisa-bisanya menyatakan dirinya adalah Sang Hakim sejak era perjanjian lama.


Mari perhatikan situasi tersebut:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9