F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.C)

Oleh: Martin Simamora

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.C)



Perintah atau hukum Allah pada dasarnya bukanlah soal moralitas, atau  belaka soal serangkaian pokok-pokok apakah yang benar dan apakah yang salah.  Perintah-perintah itu sendiri bukanlah ketentuan-ketentuan dengan ukuran-ukuran dunia manusia. Mari perhatikan satu hal ini saja: mengapakah  serangkaian perintah-perintah itu harus dimulai dengan  kekudusan Allah itu sendiri, yaitu: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku?- Keluaran 20:3”; “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi- Keluaran 20:4”; Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku- Keluaran 20:5”; “tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku- Keluaran 20:6”; “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan- Keluaran 20:7.” Larangan-larangan seperti “jangan membunuh”, “jangan mencuri”, dan “jangan berzinah” misalnya saja, itu bukan sama sekali soal moralitas manusia tetapi hukum kudus Allah, bukan hukum moralitas manusia. Memang benar merujuk pada apakah moral, bisa dikatakan sebagai hukum moralitas tetapi tidak akan pernah menjadi belaka moralitas manusiawi. Apa yang disebut sebagai moralitas di dalam ketetapan Allah pada dasarnya kekudusan Tuhan dengan konsekuensi  mematikan atau kehidupan dalam kasih setia Tuhan. Dalam Alkitab, kalau  ada hal-hal yang disebut sebagai moralitas umat Tuhan, maka harus dicamkan bahwa sebuah pelanggaran tidak akan mendapatkan  pengampunan  melalui pembangunan komitmen hidup untuk memperbaiki diri. Mengapa? Sebab tak ada manusia yang sanggup menutup lubang ketakudusannya, bahkan satu lubang akan menguapkan kekudusan Tuhan pada dirinya, berganti dengan penghukuman yang melumat bukan saja kehidupannya tetapi generasi-generasi berikutnya. Ketika satu saja anda melanggar salah satu larangan pada perintah-perintah Allah yang manapun juga, ingatlah bahwa manusia sedang berhadapan dengan : Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku dan tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.


Jadi ini bukan sama sekali belaka moralitas manusia kala anda membaca: jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu, jangan mengingini rumah, isteri, hambanya laki-laki atau perempuan atau lembunya atau keledainya atau apapun yang dipunyai sesamamu [Kel 20:13-17].” Pada bagian manapun perintah itu tak ada satu bagianpun yang sama sekali bernilai semata ketentuan relasi antarmanusia yang mana nilai-nilainya berdasar pada kemanusiaan pada nilai tertingginya, sehingga menyatakan tidak semuanya bernilai ilahi, karena begitu menjunjung hak-hak terasasi seorang manusia. Dalam hal itu sekalipun, sangat ilahi dan sangat kudus sebagaimana adanya IA ADA: “Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh- Keluaran 20:18. 

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.B)

Oleh: Martin Simamora

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.B)



Salah satu bagian  pada Alkitab yang menggambarkan secara tajam bahwa Tuhan yang dikenal Israel adalah Sang Hakim atas segala bangsa di bumi ini terdemonstrasi secara tajam di sini:

Yesaya34:1-5 Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah, hai suku-suku bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala yang terpancar dari padanya. Sebab TUHAN murka atas segala bangsa, dan hati-Nya panas atas segenap tentara mereka. Ia telah mengkhususkan mereka untuk ditumpas dan menyerahkan mereka untuk dibantai. Orang-orangnya yang mati terbunuh akan dilemparkan, dan dari bangkai-bangkai mereka akan naik bau busuk; gunung-gunung akan kebanjiran darah mereka. Segenap tentara langit akan hancur, dan langit akan digulung seperti gulungan kitab, segala tentara mereka akan gugur seperti daun yang gugur dari pohon anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara. Sebab pedang-Ku yang di langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas.


Apakah Tuhan yang dikenal Israel itu adalah Tuhannya  bangsa Edom? Bukan! Apakah urusan-Nya sehingga Ia menghakimi bangsa yang memiliki tuhannya tersendiri? Siapakah DIA sehingga dapat berkata seenaknya “bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas?” Sekudus apakah IA, memangnya? Seberkuasa apakah IA, memangnya? Benarkah Ia, satu-satunya hakim dan tak adakah yang dapat menahan pedang-Nya yang dilangit untuk tak mengamuk seganas itu, karena Ia begitu bencinya dengan ketak-kudus-an?

Kapanpun anda membicarakan bahwa hanya ada satu Tuhan dan hanya ada satu-satunya kebenaran, maka itu erat sekali dengan Siapakah Dia adanya! Tak bisa tidak akan bersilangan dengan kekudusan-Nya.


Saya akan memperlihatkan bahwa Ia satu-satunya yang kudus dan itu bukan saja pada pandangan-Nya tetapi pada penetapan-Nya yang terlihat nyata dalam kehidupan manusia, bahwa memang tak satu pun yang dapat berkenan dihadapan-Nya. Tak pernah ada upaya yang mendatangkan hidup selaras yang karenanya menjadi jalan keselamatan dan pemasti keselamatan, sekalipun, ya dan benar kehidupan yang menyenangkan Tuhan dikehendaki-Nya sebagai kehidupan di dalam saya dan anda sebagai umat Tuhan dan harus menjadi jiwa kehidupan sementara masih di dunia ini. Bahwa memang saya masih memiliki ketakberdayaan-ketakberdayaan daging yang harus ditaklukan berdasarkan pengudusan Tuhan yang telah saya terima dan memberikan kuasa bagiku untuk berjalan dalam kebenaran-Nya dan kehidupan-Nya. Itu juga bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, juruselamat dan Tuhan!
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9