Oleh: Martin Simamora
Bagaimana
Bisa Ia Manusia Sekaligus Penyelamat
& Sumber Keselamatan Tunggal Kekal?
Yesus
telah menjadi subyek pembicaraan, perdebatan hingga pertengkaran [misalkan: “Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama
mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada
kita untuk dimakan." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum
darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu”- Yoh 6:52-53]
mengenai siapakah dirinya. Sementara
bagi Yesus, apapun yang dibicarakan, apapun yang diperdebatkan dan
dipertengkarkan mengenainya, fakta-fakta demikian tak sama sekali menunjukan ketiadaan apa yang disebut sebagai kebenaran
absolut,sebagaimana tersingkap di kebisingan kesimpangsiuran dirinya dalam
pikiran-pikiran para manusia:
Yohanes
6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah
roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi,
dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak
akan haus lagi.
Yohanes
6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga
Yesus
bukan saja menyatakan kemutlakan
dirinya seolah-olah ia adalah salah satu di antara kebenaran-kebenaran yang dapat dijumpai di dunia ini. Keabsolutannya
bahkan bukan berdasarkan interpretasi ayat-ayat suci oleh manusia, tetapi interpretasi oleh dan pada dirinya sendiri sebagai sumber
kehidupan atau teks-teks suci itu sendiri, seolah [semua manusia] dalam
pandangan Yesus tak memiliki kehidupan. Tetapi itu belum puncak tertingginya,
karena tak cukup jika ia hanyalah manusia diantara manusia-manusia ini saja, ia
menyatakan dirinya dari sorga yang tinggal diantara manusia-manusia: “sebab
Aku telah turun dari sorga.”