F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Mencari Dan Menakar (Bagaimana) Keselamatan Dari Tuhan:

Oleh: Martin Simamora

Kehendak Allah Versus Pikiran Para Manusia
(Refleksi)
kredit ilustrasi: bethinking.org
Apa yang paling menyolok terkait Yesus kala berinteraksi dengan keragaman pikiran atau pandangan atau nilai atau perspektif atau keyakinan manusia adalah, dia mengetahui segalanya secara sempurna dalam makna yang sangat definitif hingga  bertengger secara kokoh pada poin tak memerlukan verifikasi untuk pemastian akan apakah maksud sesungguhnya yang dimaksudkan para manusia itu; Ia tak memerlukan pandangan ke dua atau ketiga atau  analisa pakar apapun juga untuk menjadi pertimbangan-pertimbangan kritikal bagi dirinya. Ia menempatkan dirinya bukan sekedar tahu akan segala-galanya tanpa sebuah kemelesesatan dalam derajat terkecil sekalipun, tetapi sekaligus ia adalah ultimat atas semuanya, sehingga didalam berinteraksi dengan keberagaman atau kepluralan pandangan akan kebenaran mengenai dirinya dan keselamatan itu tak bersifat dialogis sehingga kebenaran dirinya sendiri beradaptasi dan bertoleransi dengan kebenaran dan nilai divinitas yang diusung manusia-manusia lainnya [memang pandangan publik terhadap Yesus itu sendiri dapat dikatakan sebagai sebuah kepluralan, namun kebenaran-Nya adalah ketunggalan absolut sekaligus ilahi: “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga- Mat 16:13-17"].

Kemutlakan dirinya dan kebenaran dirinya di hadapan manusia juga disertai kemutlakan dirinya atas semua manusia yang menjamah segala pengetahuan pada semua diri manusia hingga di kedalaman yang begitu tersembunyi pada diri seorang manusia:

Yohanes 2:24-25 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

0 Passover in the Time of Jesus

By: Prof Daniel B.Wallace

Passover in the Time of Jesus
(Reflection)



The following essay is the transcript used in a recent Seder that I conducted with some friends. With a little imagination, you can see how it was implemented.

This evening we will be celebrating the Passover as it was celebrated in the first century A.D. Our records are scanty in some places, but the majority of aspects of the evening are certifiable as authentic at that time. We will not eat gifilta fish, nor have a boiled egg or a bare lamb shank bone on our plates, since this practice does not date back to the time of Jesus.[1] The meal itself will be simple: hors d’oeuvres, lamb, unleavened bread, and wine; the symbolic significance of the meal, however, will be rich and complex. The Passover was a festive occasion—a celebration of the nation’s release from Egyptian bondage. We should celebrate it tonight as Jesus’ disciples did, for only later did they realize the irony of this joyous occasion that pointed to the death of the Messiah.

As we replicate what the Jews of Palestine did at the time of Jesus, try to reflect on what may have been going through the disciples’ minds as well as our Lord’s, as we partake of that last Passover before his death. At certain points we will punctuate the ceremony with references to that Thursday evening of April 2, A. D. 33.[2] At the end of the Passover, we will briefly look at Matthew 26:17-30, 36-45 and a few other verses.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9