Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih
dulu bagian3Q-3g5
Yesus bukan saja
menunjukan siapakah dia, namun apa yang juga begitu pentingnya bagi dunia ini,
yaitu menunjukan bagaimanakah keadaan
manusia itu di hadapan Allah. Tak satupun manusia yang dapat menunjukan
kehakikatannya adalah mahkluk-mahkluk mati
terhadap kehendak dan menggenapi kudus Allah. Manusia tak memiliki
suara-suara didalam jiwanya sendiri untuk memerintahkan pada dirinya dalam
kuasa penuh: datangilah Yesus dan
ikutilah dia, apapun juga yang dikehendakinya. Yesus juga menunjukan
ketakberdayaan manusia itu untuk mendengar
dan melakukan; untuk menaati
dan bertekun di dalam ketaatannya, sebab tak ada kehidupan pada jiwanya
yang sehakikat dengan kehendak Allah. Begitu jauh dan begitu dalamnya ketakterjangkauan jiwa manusia itu untuk menyambut
perintah-Nya, sekalipun Sang Kerajaan Allah begitu dekat, yang berbunyi: “Masuklah
melalui pintu yang sesak itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan,
dan banyak orang yang masuk melaluinya-Matius 7:13.” Tragedi manusia
yang dianggap abstrak, kini begitu otentik. Kejatuhan Adam yang dikatakan menjalari
seluruh generasi manusia:
Roma
5:12,14 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa, (14) Sungguhpun
demikian maut telah berkuasa dari
zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang
telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang
Memang dipertontonkan begitu keras oleh Yesus dalam khotbah-Nya di bukit.
Memang benar, semua
manusia setelah Adam tidak berbuat dosa sebagaimana Adam telah lakukan, tetapi
tegas dinyatakan bahwa dosa bukan sekedar soal perbuatan yang melanggar ketetapan Allah,tetapi momentum berkuasanya
maut atas segenap manusia. Maut mencengkram semua manusia. Itu sebabnya dalam epistel
Ibrani, kematian Yesus begitu bertaut dengan problem abadi bagi manusia yang
mustahil ditanggulanginya: “maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut-Ibrani
2:14, atau dalam ucapan Yesus sendiri: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke
dalam hidup- Yoh 5:24.”