“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Yesus Kristus pada
mulanya adalah Allah Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah. Sang
Firman itu telah menjadi Anak. Tak hanya Ia adalah Anak Manusia, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian
untuk menunjukan kesejatian kemanusiaannya [Lukas 19:9-10], namun juga, Ia
adalah Anak Allah, sebagaimana Yesus
sendiri menyebut dirinya demikian [Yohanes 5:18-20] untuk menunjukan kesejatian
ke-Tuhan-an pada dirinya sendiri, dan itu dikemukakannya secara gamblang: “masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang
telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah
berkata: Aku Anak Allah?”[
Yohanes 10:36]. Apa yang menarik dalam Ia menyatakan siapakah dirinya dalam
sebuah keistimewaan, baik Anak Manusia dan Anak Allah, pada saat Ia menyatakan dirinya Anak Manusia tak
sama sekali menyusutkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan: “Sebab Anak Manusia datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Oleh Yesus sendiri,
Sang Firman yang telah menjadi manusia itu didalam kemanusiaannya adalah Ia yang berkuasa untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang [ baca juga Lukas 15:1-7; Lukas 15:8-10; Lukas
15:11-32 yang menunjukan bahwa Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang].
Mengapa hal ini penting untuk dinyatakan?
Saat siapapun mengajar atau berteologia dalam sebuah cara mengabaikan atau tidak memperhitungkan
siapakah Yesus, apakah sabda-sabdanya, apakah karya-karya keselamatannya, atas
kehendak siapakah Yesus telah datang dan apakah yang dikehendaki Bapa didalam
Ia melakukan karya keselamatannya, berdasarkan apapun dan bagaimanapun, maka
memang pengajaran dan teologia yang dihasilkannya dapat berlawanan dengan
apapun yang disaksikan oleh kitab suci
tersebut. Termasuk, bagaimana pendeta
Dr. Erastus Sabdono melakukannya melalui pernyataannya berikut ini:
Berkenaan
dengan hal diatas, perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memandang muka (1 Pet
1:17). Siapapun mereka yang berbuat jahat akan ditolak dari
kerajaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam Wahyu 21:8 menyatakan bahwa
mereka yang adalah orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang
sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat
bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa orang
yang mengaku telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
otomatis masuk Kerajaan Sorga. Harus tetap diingat bahwa orang
yang masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa
(Mat 7:21-23).
Setiap orang yang
melakukan kehendak Bapa, itu, haruslah seorang yang menerima Yesus Kristus. Tak
ada siapapun yang sanggup melakukan kehendak Bapa tanpa Kristus! Tak ada
keselamatan berdasarkan perbuatan baik dapat terjadi pada manusia. Itu sebabnya,
Yesus sebagai Anak Manusia berkata: datang untuk mencari dan menyelamatkan. Itu
hal yang absolut, sebagaimana Yesus menyatakan. Tuhan memang tidak memandang
muka sehingga semua yang berbuat jahat
memang akan ditolak masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Tetapi 1 Petrus
1:17 itu sendiri sama sekali tidak menunjukan sebuah kebenaran masuk ke dalam kerajaan Allah berdasarkan
perbuatan yang sekehendak dengan Bapa pada siapapun manusia, apalagi sampai
terlepas dari Yesus Kristus.