“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Paragraf 10 pun
demikian, sebuah tindakan represif yang begitu tajam, tepat pada sabda Yesus
sendiri, terkait apa yang dimaksud-Nya sebagai “selamat di dalam Yesus.”
Beginilah pendeta Dr. Erastus Sabdono
melakukan tindakan represif tersebut, sebagaimana pernyataannya berikut
ini:
Perbedaan
tersebut diatas dijadikan ukuran keselamatan. Mereka yang merasa sudah menjadi
umat pilihan ini berkeyakinan bahwa dirinya pasti diselamatkan, terhindar dari
api kekal. Padahal. keselamatan bukanlah hanya terhindar
dari api kekal dan diperkenankan masuk Sorga tetapi
proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Terhindar
dari api kekal dan diperkenan masuk Kerajaan Sorga bisa terwujud dalam
kehidupan seseorang bila sudah memasuki proses keselamatan,
yaitu menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Tanpa proses
dikembalikan kepada rancangan Allah semula sudah bisa dipastikan tidak masuk
dalam Kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Mereka tidak bisa
dikategorikan sebagai menerima Yesus.
Perihal ini, juga telah saya sentuh sejak bagian
pertama tinjauan ini pada “tinjauan bagian1C”. Benarkan Yesus menyatakan bahwa: a. keselamatan bukan hanya terhindar dari api
kekal dan diperkenan masuk ke sorga, tetapi proses menjadi manusia seperti
rancangan Allah semula; b. Terhindar
dari api kekal dan diperkenan masuk bergantung pada memasuki proses keselamatan.
Penekanan pengajaran pendeta Dr. Erastus
Sabdono: proses dikembalikan pada
rancangan Allah semula. Tanpa
ini, maka dipastikan tidak masuk dalam kerajaan Sorga atau menjadi
anggota Kerajaan. Bukan Yesus dan karyanya, namun manusia yang masuk ke dalam proses dikembalikan pada rancangan Allah semula, adalah sentral keselamatan kekal - pemasti untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.
Benarkah
Alkitab mengajarkan hal ini? Ataukah, ini, pendeta Erastus sedang mengoreksi Yesus
Kristus dan pengajaran para rasul sebagaimana epistel-epistel menyatakannya, bagaikan Yesus yang berkata “
tetapi Aku berkata kepadamu” kala Ia mengoreksi dan memulihkan kebenaran yang
terkandung di dalam Taurat [ Tinjauan bagian
1A]?