F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2J)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2i

Paragraf lima, kita akan membaca ini:
Orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan tetapi dewasa ini bila berbicara mengenai keluar-biasaan, biasanya hanya dikaitkan dengan berkat jasmani atau dengan sesuatu yang abstrak pengertiannya. Ini sebenarnya bagian dari penyesatan kuasa kegelapan, yaitu menggelapkan pengertian. Sehingga banyak orang Kristen yang sebenarnya berjalan di dalam gelap. Berjalan dalam gelap bukan hanya berarti hidup dalam kejahatan moral dan meninggalkan gereja, tetapi ketika pengertiannya mengenai kebenaran tidak jelas berarti ia berjalan dalam gelap. Keadaan ini tidak membawa orang percaya kepada maksud keselamatan yaitu membawa manusia kepada rancangan-Nya yang semula.”  

Saya, secara pribadi justru merasa sangat asing dengan apa yang dikemukakan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono, jika paragraf ini adalah pengalaman empirisnya. Pengalaman empiris saya mengatakan sebaliknya, pengajaran dan praktik pada orang-orang yang dipanggil untuk hidup secara luar biasa adalah kenyataan hidup yang memisahkan diri dari perilaku-perilaku jahat, paling minimal, saya bisa mulai dengan melihat hal itu pada diri ayah saya sendiri. Bagi saya, sejak usia sedini mungkin, ini bukan omong kosong. Itu benar-benar penjauhan diri dari cara-cara hidup dunia, sebagai anak-anak, dimulai dengan hal yang sangat sederhana: tidak berdusta, tekun belajar, tekun berdoa sebagai bentuk pengutamaan dan pengandalan diri dalam memulai apapun juga,,  patuh dan rajin mengerjakan apa yang diperintahkan oleh orang tua sebagai sebuah kehidupan  sehari-hari orang  yang mengenal  dan bersyukur pada Tuhan, atau kehidupan realistis sebagai anak-anak Tuhan. Apalagi mengaitkannya dengan berkat jasmani? Sungguh jauh berbeda dengan  pengajaran  dari kakak-kakak sekolah minggu saya, atau saat saya belajar katekisasi yang menekankan kehidupan sederhana, berdedikasi dan pantang menyerah didalam menghadapi setiap tantangan sebagai orang  beriman di dunia ini, terang ilahi Kristus, bukan kebenaran dari dunia ini. Pokok dari semua itu,  bagaimana menjadi anak-anak Tuhan yang berdampak bagi dunia sekitarku, sehingga orang-orang yang belum mengenal Kristus dan keselamatan-Nya dapat mengenalnya. Boleh dikatakan, saat saya menginjakan kaki di pulau Jawa untuk berkuliah,  barulah saya menemukan hal semacam ini. Perihal  yang diangkat ini, boleh dibilang sebagai hal yang benar. Dan saya sangat setuju sekali dengan ini: “tetapi ketika pengertiannya mengenai kebenaran tidak jelas berarti ia berjalan dalam gelap. Keadaan ini tidak membawa orang percaya kepada maksud keselamatan yaitu membawa manusia kepada rancangan-Nya yang semula.”

Namun, benarkah, pengajaran pendeta Erastus sendiri adalah kebenaran yang meluputkan dari kegelapan, sehingga membawa kepada keselamatan, atau malahan “kebenaran” yang memastikan orang-orang berada di dalam kegelapan sehingga  menyimpang dari maksud keselamatan itu?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2i)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

"menabur benih di atas tanah kering di musim kemarau panjang" - thehindu.com
Bacalah lebih dulu bagian 2H
Oleh: Martin Simamora

Oleh sebab itu dapat juga ditegaskan bahwa “sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita” pada Roma 8:23, bukan sama sekali menyatakan bahwa seorang percaya ketika  beriman kepada Kristus tak serta merta menjadi  seorang anak, harus melalui sebuah proses perjuangan hidup  yang tidak mudah namun penuh kesukaran untuk membuktikan diri bahwa dia pantas untuk dilantik atau diangkat sebagai anak. Roma 8:23  jelas berbicara “pengangkatan sebagai anak” adalah “pembebasan tubuh.” Bagian ini, hanya dapat dipahami secara sempurna dengan memahami penjelasan Paulus sebelumnya:
Roma 8:18-19 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.

Penderitaan zaman sekarang atau penderitaan yang memang kekhasan dunia kita yang dialami segenap mahluk, pun tetap  dirasakan oleh anak-anak Allah. Anak-anak Allah dan penderitaan dunia, bukanlah pasangan yang  serasi apalagi indah. Menjadi anak-anak Allah mengandung sebuah ekspektasi pewujudan kehidupan dalam dunia Bapa, bukan dunia dunia ini. Namun hal  itulah untuk saat ini merupakan realitanya. Untuk saat ini, sebab memang bukan dunia ini pasangan bagi anak-anak Allah. Setiap anak-anak Allah menantikan realita ke-anak-an Allah-nya terwujud penuh. Perhatikan,  kehidupan orang percaya dalam  ayat 18-19 adalah kehidupan yang sudah anak-anak Allah, bukan belum. Pembebasan tubuh kita adalah berkaitan dengan penderitaan yang dialami oleh anak-anak Allah sementara masih di dunia ini; tubuh yang masih menjadi budak kebinasaan sementara  orang-orang percaya itu telah dilahirkan Allah menjadi anak-anak-Nya:
Roma 8:21-23 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Ini, sepenuhnya tentang penderitaan yang masih harus dialami oleh anak-anak Allah selama masih di dunia ini. Menantikan pengangkatan sebagai  anak adalah menantikan pembebasan dari tubuh yang takluk pada kebinasaan. Ini berbicara  kelemahan tubuh sementara kita adalah anak-anak Allah. Pasti dan harus anak-anak Allah, sebab inilah dasar bagi Roh untuk melayani orang-orang percaya yang  masih harus mengalami berbagai kelemahan-kelemahan yang belum dibebaskan dari dirinya sementara orang percaya itu sendiri sudah menjadi milik Allah atau anak-anak Allah. Perhatikan bagaimana kelemahan-kelemahan itulah yang ditanggulangi oleh Roh, sebab anak-anak Allah belum merdeka dari kelemahan-kelemahan jiwa yang berbalutkan tubuh yang takluk pada kebinasaan:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9