“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
"menabur benih di atas tanah kering di musim kemarau panjang" - thehindu.com |
Bacalah lebih
dulu bagian 2H
Oleh: Martin Simamora
Oleh sebab itu dapat
juga ditegaskan bahwa “sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita” pada Roma 8:23, bukan sama sekali menyatakan bahwa seorang percaya ketika beriman kepada Kristus tak serta merta
menjadi seorang anak, harus melalui
sebuah proses perjuangan hidup yang
tidak mudah namun penuh kesukaran untuk membuktikan diri bahwa dia pantas untuk
dilantik atau diangkat sebagai anak. Roma 8:23
jelas berbicara “pengangkatan sebagai anak” adalah “pembebasan tubuh.”
Bagian ini, hanya dapat dipahami secara sempurna dengan memahami penjelasan
Paulus sebelumnya:
Roma
8:18-19 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan
yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Penderitaan zaman
sekarang atau penderitaan yang memang kekhasan dunia kita yang dialami segenap
mahluk, pun tetap dirasakan oleh
anak-anak Allah. Anak-anak Allah dan
penderitaan dunia, bukanlah pasangan yang
serasi apalagi indah. Menjadi anak-anak Allah mengandung sebuah
ekspektasi pewujudan kehidupan dalam dunia Bapa, bukan dunia dunia ini. Namun
hal itulah untuk saat ini merupakan
realitanya. Untuk saat ini, sebab memang bukan dunia ini pasangan bagi
anak-anak Allah. Setiap anak-anak Allah menantikan realita ke-anak-an Allah-nya
terwujud penuh. Perhatikan,
kehidupan orang percaya dalam
ayat 18-19 adalah kehidupan yang
sudah anak-anak Allah, bukan belum. Pembebasan
tubuh kita adalah berkaitan dengan penderitaan yang dialami oleh anak-anak
Allah sementara masih di dunia ini; tubuh yang masih menjadi budak kebinasaan
sementara orang-orang percaya itu telah
dilahirkan Allah menjadi anak-anak-Nya:
Roma
8:21-23 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan
dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan
anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk
sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi
kita yang telah menerima
karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita
sambil menantikan pengangkatan
sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh
kita.
Ini, sepenuhnya
tentang penderitaan yang masih harus dialami oleh anak-anak Allah selama masih
di dunia ini. Menantikan pengangkatan sebagai
anak adalah menantikan pembebasan dari tubuh yang takluk pada kebinasaan.
Ini berbicara kelemahan tubuh sementara
kita adalah anak-anak Allah. Pasti dan harus anak-anak Allah, sebab inilah
dasar bagi Roh untuk melayani orang-orang percaya yang masih harus mengalami berbagai kelemahan-kelemahan
yang belum dibebaskan dari dirinya sementara orang percaya itu sendiri sudah
menjadi milik Allah atau anak-anak Allah. Perhatikan bagaimana
kelemahan-kelemahan itulah yang ditanggulangi oleh Roh, sebab anak-anak Allah
belum merdeka dari kelemahan-kelemahan jiwa yang berbalutkan tubuh yang takluk
pada kebinasaan: