Oleh: Martin Simamora
Dengan demikian,
pernyataan pendeta Erastus Sabdono selanjutnya, pada paragraf 9 tersebut, melanjutkan kesalahannya fatalnya: “Perbuatan
baik memang tidak menyelamatkan, tetapi itu hanya berlaku bagi mereka yang
mendengar Injil (keselamatan mereka tergantung sikapnya terhadap karya Kristus)”.
Pernyataan ini merupakan penegasan
gagasan utama yang diusungnya bahwa ada terdapat keselamatan di luar Kristen
yang disokong oleh Kitab suci. Secara berulang ditekankan olehnya, bahwa
keselamatan dari Allah yang datang ke dunia, hanya berlaku bagi mereka yang mendengar
Injil. Pada bagian 1B, saya sudah
tunjukan bahwa kebenaran yang telah dinyatakan oleh Tuhan, berlaku bagi semua
manusia. Tak peduli apakah seseorang itu pernah mendengar atau belum pernah
mendengar sama sekali; percaya atau tidak percaya.
Teks-teks semacam
ini, tidak bisa anda dan siapapun mengurungnya dan mengatakan hanya berlaku
bagi mereka yang mendengar Injil. Perhatikan bagian yang saya beri penekanan
dengan menebalkan dan memberikan garis bawah:
Yohanes
3:16 Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kepada siapakah
firman ini? Kepada dunia, kepada setiap
manusia di dunia ini. Teks ini mengabaikan atau lebih tepat melampaui
lokalitas, kebangsaan dan kekinian era kala itu, ketika Yesus sendiri berkata: “supaya
SETIAP orang yang PERCAYA kepada-Nya, tidak binasa.”
Perhatikan!
Perbuatan baik tidak menyelamatkan,
bukan hanya ditujukan bagi orang-orang Kristen saja, sebagai kebenaran yang
kerjanya hanya pada yang beriman kepada Kristus. Ketika Yesus berkata “supaya
setiap orang yang PERCAYA kepada-Nya, TIDAK BINASA,” maka jelas, SETIAP YANG
TIDAK PERCAYA: BINASA. Iman kepada Yesus Kristus adalah faktor tunggal; iman
kepada Yesus Kristus dituntut oleh Yesus kepada SETIAP manusia di DUNIA, supaya tidak binasa.