Oleh: Edwin Yamauchi, Ph.D (Professor of History)
Penyaliban dan Kristologi Penderitaan Yesus Di Kayu Salib Tidak Nyata - Doketik (1)
I.Penyaliban
Kita
kerap melupakan betapa tak harmoninya salib itu untuk menjadi sebuah simbol
gerakan iman atau agama [Kristen]. Salib, sebetulnya, sarana hukuman mati atau capital
punishment dalam dunia purba—seperti juga pada kursi listrik, kamar gas, atau
hukum gantung. Sekalipun kutuk Yahudi
pada siapapun yang digantung pada sebuah “tiang”(Ulangan 21:22-23), rasul-rasul
secara berani telah memberitakan atau mengkhotbahkan kebangkitan seorang Mesias
yang telah dibunuh di atas sebuah salib (Kisah Para rasul 5:30; 10:39; Galatia
3:13, 1Petrus 2:24)[1]. Mengetahui benar bahwa baik orang-orang
Yunani dan orang-orang Roma telah menilai Salib sebagai hukuman yang
menghinakan, yang telah dipersiapkan khusus bagi para budak dan para
pemberontak, Paulus telah memberitakan Kristus yang telah disalibkan dan bahkan
telah mendeklarasikan bahwa Dia yang sebetulnya
setara dengan Allah telah merendahkan dirinya sendiri untuk mengalami kematian
yang sungguh memalukan secara demikian (Filipi 2:6-11)[2]