F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun Bukan Seorang Yang Diselamatkan oleh Yesus?

Oleh : Martin Simamora




Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun  Bukan Seorang Yang Diselamatkan  oleh Yesus?



Orang baik. Seperti apakah orang baik itu?  Mengapa  kata “baik” itu sendiri ketika dilekatkan pada  “orang” menjadi sedemikian bernilai tinggi atau setidak-tidaknya dalam benak kebanyakan orang dikatakan bahwa orang ini pantas untuk masuk ke surga. Sungguh teramat sulit untuk memahami bahwa orang baik harus masuk neraka.   Lagian dikatakan Tuhan itu kasih, Tuhan itu menyukai kebaikan dan membenci kejahatan sehingga bila orang baik  tersebut  sampai masuk neraka,bukankah itu mengingkari jati diri Tuhan yang kasih, Tuhan yang  membenci kejahatan.

Dunia yang diwarnai kejahatan, kebencian, perang, pertikaian dan  ada banyak daftar yang dapat kita buat mengenai semua bentuk negatif  ( kebanyakan orang  tidak akan memandang fakta ini sebagai perwujudan dosa)  telah membuat manusia semakin menyadari bahwa kebaikan, orang baik dan perbuatan baik adalah  barang yang langka, mahal dan langka.  Sebuah nilai emas mulai terbangun di dunia yang  dipenuhi kejahatan dan  hal-hal buruk dan ini melahirkan  individu-individu dan tokoh-tokoh  dalam masyarakat bahkan dalam skala dunia oleh karena kebaikan dan perbuatan baik yang dilahirkannya.  Saya tidak menentang kebaikan dan perbuatan baik, bahkan Tuhan pun  tidak menentang  perbuatan baik itu sendiri.

0 Datangnya Raja Damai Kedalam Dunia Yang Gemar Berperang

Oleh : Dr. Allen Ross


Datangnya Raja Damai Kedalam Dunia  Yang Gemar Berperang
War is normally measured by its final outcome, but many individual heroes gave up their lives for the Arab side during the 1967 Six-Day War. (Image courtesy AP)

Pengantar Editor
Kalau saya mengatakan  Dunia  Yang Gemar Berperang, tidak hendak mengatakan seolah  perang adalah sebuah  kegemaran populis layaknya sebuah hal yang menyehatkan apalagi menyejukan hati dan pikiran. Ada satu pepatah  latin  kuno yang berbunyi  Si vis pacem, para bellum  yang  artinya ‘If you want peace, prepare for war’ atau ‘jika anda ingin damai, bersiaplah untuk perang’, tak kecuali bagi  negara kita melalui mantan Panglima  Republik Indonesia TNI Djoko Santoso, dalam sebuah  kesempatan strategis terpaksa mengumandangkannya. Sederhananya, perang adalah instrumen  vital, strategis dan lekat dengan nilai patriotisme bela negara.  [ si vis pacem para  bellum ini dikaitkan dengan  Flavius Vegetius Renatus, yang menulis  "De re militari" (390 B.C.E.) : "Qui desiderat pacem, bellum praeparat; nemo provocare ne offendere audet quem intelliget superiorem esse pugnaturem , dalam bahasa Inggris  berarti : "Whosoever desires peace prepares for war; no one provokes, nor dares to offend, those who they know know to be superior in battle]

Bahkan dalam perkembangannya di era  perang moderen dengan instrumentasi elektronik yang memampukan persenjataan-persenjataan menjadi cerdas, perang telah dimungkinkan menjadi intrumen utama yang kadang mengabaikan diplomasi dalam politik internasional, saat diplomasi dianggap tidak manjur. Ya… perang kini telah berubah menjadi alat “diplomasi berdarah atau diplomasi non damai” atau dikenal sebagai “pre-emptive strike” atau sebuah serangan yang terukur pada target-target spesifik dan strategis, dilakukan untuk merespon atau menetralisir ancaman  sebelum menjadi kenyataan! Untuk melumpuhkan kapabilitas sebuah negara untuk menjalankan niatnya yang dinilai membahayakan keamanan sebuah kawasan atau sekutu dari negara-negara kuat. Itulah mengapa judul yang saya munculkan berbunyi demikian. Tentu   perang bukanlah indikator minimal dalam mengukur derajat damai, sebab pertama-tama tentulah konflik adalah sebuah hal minimal yang mendahului sebuah kondisi menuju (potensi) perang.
***
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9