Oleh : Charles L. Feinberg, Th.D.,Ph.D.
Mantan Dekan dan Profesor Perjanjian Lama
Talbot Theological Seminary – La Mirada, CA
Yesaya 7:14 terus saja menjadi salah satu dari teks-teks yang paling diperdebatkan dalam Alkitab. Setelah mensurvei berbagai opini pakar, dua kata kunci dalam bahasa Ibrani, almâ (wanita muda) dan betûlâ (perawan) didiskusikan terkait langsung maksud Yesaya yang bersejarah dan profetik. Juga setelah melakukan rujukan pada versi LXX dan penggunaan Matius (1:23) atas Yesaya 7:14, telah disimpulkan bahwa nas tersebut adalah sebuah pertanda dan prediksi eksplisit pembuahan kandungan yang ajaib dan kelahiran Yesus Kristus.
[ ini untuk menopang "HARI INI DALAM FIRMAN" edisi esok]
Tidak ada siswa Perjanjian Lama yang
perlu minta maaf terhadap sebuah perlakukan pada Yesaya 7:14 dalam hubungan
dengan doktrin kelahiran perawan Yesus
Kristus. Semenjak masa paling awal
hingga saat ini berbagai diskusi yang
berpusat pada tema ini telah menjadi hal
yang menarik, beragam,dan ada
saat-saatnya bahakan memanas. Lindblom
mengkarakteristikan Yesaya 7:14 sebagai “the endlessly
discussed passage of the Immanuel Sign- nas yang telah didiskusikan tanpa ada kesudahannya atas tanda Imanuel”[ Johannes Lindblom, “A
Study on the Immanuel Section on Isaiah vii, 1–ix, 6,” Scripta Minora 1957–58:4
(Lund, Sweden: Lund CWK Gleerup, 1958), 15.] Rawlinson menyatakan: “Sejumlah nubuat-nubuat telah
menjadi subyek begitu banyak
kontroversi, atau disebut sebagai sebuah
variasi exegesis/penafsiran, seperti
nubuat tentang Imanuel ini. Rosenmueller memberikan sebuah daftar berisikan dua
puluh delapan penulis yang telah menuliskan disertasi-disertasi terkait hal ini, dan dia sendiri menambahkan
yang ke dua puluh Sembilan. Namun demikian subyek ini masih jauh dari menjemukan”[ George Rawlinson, “Isaiah: An
Exposition,” in The
Pulpit Commentary, ed. H. D. M.Spence and Joseph S.
Excell (1892; repr., Grand Rapids: Eerdmans, 1977), 10:129.].