F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Kala Ragu Berubah Menjadi Tidak Percaya !

Oleh : Prof. Alister McGarth


Pikirkan iman sebagai sebuah tali pusar, menghubungkan anda  dengan Tuhan dan menyediakan sebuah kanal yang melaluinya kehidupan-Nya—anugerah pemberian dapat menjangkaumu. Memutuskan hubungan itu dan iman akan melayu, persis seperti sebuah ranting yang patah, sebuah ranting anggur  yang  melayu dan mati
( Yohanes 15:1-6)



Ragu bukan  tidak percaya. Tetapi ragu dapat menjadi  tidak percaya. Prinsip dasar ini  sepatutnya  menuntun perenungan-perenungan kita atas isu penting ini. Ragu itu alami didalam iman. Ragu muncul karena kelemahan dan kerapuhan manusia kita. Kita  lemah dalam keyakinan untuk percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan mendambakan kepastian dalam segala hal iman. Tetapi kepastian mutlak sulit untuk  datang. Anda dapat  yakin bahwa 2+2=4, tetapi akankah hal ini mengubah hidupmu? Akankah hal itu memberikan kepadamu sebuah dasar untuk hidup dan berharap dalam  menghadapi kematian? Dan tidak hanya  orang-orang Kristen saja yang berada dalam situasi ini. Ateis percaya bahwa tidak ada Tuhan, Tuhan hanyalah sejauh iman kala anda percaya maka Tuhan ada! Ragu juga muncul melalui  kurangnya kerendahan hati. Semua kita tergoda untuk percaya bahwa karena kita tidak memiliki  jawaban-jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan sukar, maka memang tidak ada jawaban sama sekali  untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.


Kita   perlu belajar untuk santai terhadap keraguan. Keraguan  seperti seorang anak kecil yang sedang mencari perhatian.  Semakin anda memberikan perhatian pada keraguan, semakin banyak perhatian yang dituntut keraguan. Dengan menguatirkan keraguan-keraguanmu, anda terkunci kedalam sebuah siklus ganas  ketidakpastian.

0 Ketika Menara-Menara Runtuh

Oleh : DR. R.C Sproul

Foto : © Reuters/CORBIS

Ketika  sebuah malapetaka terjadi di dunia kita, peristiwa ini  pada dasarnya pasti  memunculkan sebuah pertanyaannya : “Dimanakah Tuhan saat itu?” Orang kelihatannya selalu mempertanyakan bagaimana Tuhan yang baik  membiarkan sebuah hal mengerikan terjadi.


Pertanyaan yang sama juga mengemuka  pada era Yesus, seperti yang kita lihat dari sebuah insiden yang dicatat dalam Injil Lukas:
(1) Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. (2) Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? (3) Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. (4) Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? (5) Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9