| Milan, Italy. Famous landmark - the cathedral door. Jesus Christ crucified on the Cross - biblical story. Foto: Tupungato |
Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini ,dan bagian 2 di sini
Oleh : Charles T. Buntin
Teolog-teolog yang telah membuat doktrin kenotik telah berupaya untuk mengatasi dua masalah. Masalah pertama dalam hal bagaimana mengatasi teks-teks kitab suci tersebut (seperti yang telah digunakan oleh sekte-sekte) yang kelihatannya mengindikasikan bahwa Kristus bukan Tuhan yang sepenuhnya, namun tidak selaras dengan pengajaran Alkitab yang nyata bahwa Dia adalah “ Allah yang sungguh-sungguh Allah.” Permasalahan kedua yang terungkap oleh pemahaman mereka bahwa Dia telah menghidupi kehidupan-Nya dalam penundukan kepada kehendak Bapa, dan sebagian besar sebagai seorang manusia dengan Roh Kudus yang berdiam sepenuhnya. Mereka tidak dapat merekonsiliasi hal itu didalam pikiran-pikiran mereka dengan ketuhanan-Nya yang penuh. Permasalahan dengan guru-guru ini adalah: bahwa mereka secara teologi adalah para liberal—mereka tidak menerima hal verbal, keutuhana, inspirasi Alkitab. Karena hal ini, mereka telah membuat jawaban teologis filosopis yang keliru, dan mengabaikan fakta bahwa masalah-masalah tersebut telah dipecahkan oleh kitab suci, dan telah sepenuhnya diatasi oleh para guru dan pemimpin dari gereja mula-mula selama periode 250-451 M. Upaya perbaikan mereka pada konsili Khalsedon, mereka telah menciptakan lebih banyak lagi masalah daripada menciptakan penyelesaian—dan tidak sungguh-sungguh terselesaikan, apa yang telah mereka hasilkan menjadi masalah-masalah dalam iman Kristen yang orthodox.