Adalah hal yang mungkin untuk hidup dalam sebuah dunia evangelikal, percaya akan Alkitab, mencintai Alkitab dan tidak pernah mendengarkan kritisme terhadap Alkitab yang merupakan hal yang umum terjadi di departemen agama universitas diseluruh negeri dan didalam ruang-ruang kelas di banyak gereja-gereja utama. Saya dahulu hidup diluar dunia evangelikal selama 3 tahun di Jerman dan terkejut melihat betapa beraninya kritisme-kritisme itu berlangsung. Saya teringat dalam sebuah seminar, sekolompok akademisi sedang mendiskusi Mazmur, dan seseorang mengutip sebuah Mazmur yang terkemuka untuk mengemukakan secara langsung sebuah isu, dan seorang akademisi yang sangat emosional di meja yang lainnya, berkata, "Das ist doch ein Pharisaer Psalm! "Itu adalah Mazmur Farisi," maksudnya, Mazmur ini mengajarkan semacam legalisme yang mencirikan orang-orang Farisi dan tidak dapat digunakan sebagai sebuah dasar untuk kebenaran.
Pages
- [HOME]
- Siapakah Yesus Kristus?
- G R A C E
- SATU Keselamatan
- Roh Kudus
- Truth
- Pluralisme
- Alkitab
- NICEA
- TRINITAS
- Dasar Kristen
- Aku Percaya
- Faith
- T U L I P
- Nabi Seperti MUSA
- ETPATAH ISCS
- Corpus Delicti
- Apologetika
- Ismael
- Christmas Time
- DecepTions
- Hipnotis
- DOSA
- Nabi Palsu
- Providence
- Kisah Perjalanan Yesus
- GKI Yasmin
- H A M
- About Me
F O K U S
Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus
Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...
0 Tujuan dan Ketekunan Iman
Roma 4:22-25
Pada khotbah sebelumnya saya menyatakan akan memunculkan 3 pertanyaan yang berpangkal dari ayat-ayat ini. Tetapi saya hanya akan mengulas dua saja, satu alasan utama adalah bahwa dua pertanyaan ini sungguh sangat relevan terkait dengan beberapa respon di media StarTribune yang mengangkat artikel mengenai hubungan Yahudi-Kristen yang muncul satu minggu sebelumnya. Saya akan membicarakannya segera. Mari kita bahas dua pertanyaan ini sekaligus. Dan berangkali kita akan membahas pertanyaan ketiga pada hari minggu mendatang.
Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.(23) Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,(24) tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,(25) yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
Pada khotbah sebelumnya saya menyatakan akan memunculkan 3 pertanyaan yang berpangkal dari ayat-ayat ini. Tetapi saya hanya akan mengulas dua saja, satu alasan utama adalah bahwa dua pertanyaan ini sungguh sangat relevan terkait dengan beberapa respon di media StarTribune yang mengangkat artikel mengenai hubungan Yahudi-Kristen yang muncul satu minggu sebelumnya. Saya akan membicarakannya segera. Mari kita bahas dua pertanyaan ini sekaligus. Dan berangkali kita akan membahas pertanyaan ketiga pada hari minggu mendatang.
Subscribe to:
Comments (Atom)
