Oleh: James White, Ph.D
Apa
Sebenarnya yang Terjadi Di Nicea
Sekilas Pandang
Konsili
Nicea kerap disalahpahami oleh bidat-bidat dan gerakan-gerakan religius
lainnya. Kepedulian utama konsili tersebut secara jelas dan gamblang adalah
relasi antara Bapa dan Putera, apakah Kristus adalah sebuah ciptaan, atau Allah
sejati? Konsili tersebut telah menyatakan bahwa Ia adalah Allah sejati. Akan
tetapi, para penentang ketuhanan Kristus tak begitu saja mengakui keputusan
konsili. Faktanya, mereka hampir berhasil menggulingkan afirmasi pengakuan iman
Nicea atas ketuhanan Kristus. Tetapi orang-orang Kristen yang setia seperti
Athanasius tetap terus mempertahankan kebenaran, dan pada akhirnya, kebenaran
menaklukan kekeliruan.
Pembicaraan
dengan cepat menajam. “Kamu tidak bisa sungguh-sungguh percaya Alkitab,” ujar
seorang Latter-day Saints kenalanku, “karena kamu tidak benar-benar tahu
kitab-kitab apa yang mencakupnya. Kamu tahu, segerombolan orang berkumpul dan
telah memutuskan kanon kitab suci di Konsili Nicea, memilih sejumlah
kitab-kitab, menolak yang lain-lainnya.” Beberapa lainnya mendengarkan
percakapan di South Gate of the Mormon di Salt Lake City, itu adalah Sidang
Umum LDS, dan saya kembali mendengar bahwa Konsili Nicea telah dihadirkan
sebagai titik sejarah sesuatu “yang salah telah terjadi”, dimana sejumlah
kelompok tanpa nama, tanpa muka “telah memutuskan” bagiku apa yang seharusnya
dipercayai. Saya segera mengoreksinya mengenai Nicea-tidak ada satupun yang
telah diputuskan, atau dikatakan, mengenai kanon kitab suci pada konsili
tersebut.[1]
Saya
telah diingatkan betapa sering frasa “Konsili Nicea” digunakan sebagai penudingan
oleh mereka yang menolak iman Kristen. Para pengusung New Age kerap menuduh
konsili tersebut telah membuang ajaran reinkarnasi dari Alkitab.[2]
Dan tentu saja Saksi-Saksi Yehovah dan kritik-kritik ketuhanan Kristus juga
ditudingkan pada konsili tersebut sebagai ‘permulaan tritunggal’ atau pertama
kali ketuhanan Kristus telah dinyatakaan sebagai ajaran orthodoks.” Pihak-pihak
lainnya melihat Konsili Nicea sebagai permulaan penyatuan gereja dan Negara
dengan menyorot partisipasi Kekaisaran Roma, Konstantin. Beberapa bahkan
berkata, konsili ini adalah permulaan gereja Roma Katholik.