Oleh: Martin Simamora
“Dengan
Siapakah Engkau Samakan Dirimu?”
[Refleksi]
“Sama seperti Musa meninggikan
ular di padang gurun, demikian
juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang percaya kepada-Nya
beroleh hidup kekal (Yohanes 3:14-15), pada kesempatan berikutnya, Sang
Mesias kembali menyatakan apa yang harus
terjadi pada dirinya: ”dan Aku, apabila
Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan
menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yohanes 12:32). Injil Yohanes
menjelaskan apakah maksud Yesus dengan pernyataannya itu sebagai bagaimanakah
ia akan mati: “Ini dikatakan-Nya untuk
menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati (Yohanes 12:32).” Bagaimana
caranya Anak Manusia harus mati dan kematiannya memiliki sebuah tujuan agar
setiap yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal. Orang-orang Yahudi memahami
sekali peristiwa peninggian ular memang menghasilkan penyelamatan bagi siapa
yang memandang kepada ular tersebut: “Maka
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada
sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap
hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang;
maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah
ia hidup”- Bilangan 21:8-9. Musa melaksanakan firman Allah-instruksi Allah
tepat seperti yang dikehendaki-Nya dan barangsiapa yang terpagut [akibat
pemberontakan terhadap Allah dan Musa, Allah memerintahkan ular-ular tedung ke
antara bangsa tersebut untuk memagut mereka hingga banyak yang mati : Bilangan
21:4-6], dan memandang kepada ular itu tidak akan mati- diluputkan dari murka Allah akibat dosa. Memandang
ular yang diletakan pada sebuah tiang akan menghasilkan hidup yang menaklukan maut dan memperdamaikannya dengan Allah. Demikianlah
Yesus menyatakan bahwa dirinya sendiri
akan ditinggikan dari bumi supaya setiap
orang yang percaya tidak akan mengalami
kematian sebagai keakhiran kekalnya akibat dosa, namun hidup kekal yang datang dari percaya kepadanya.