F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (4)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia

Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik

Oleh: Martin Simamora

Sebelumnya: Bagian 3
Siapapun akan memandang klaim diri Yesus ini, bahwa ia adalah hakim, maksudnya sang hakim yang menghakimi setiap manusia dari segala bangsa telah merupakan klaim yang tak mungkin dijelaskan tanpa menimbulkan problem semacam ini ”siapakah kemudian sesungguhnya Allah” jika penghakiman adalah juga padanya? Karena posisi hakim dalam secara demikian akan menunjukan dua hal sekaligus: pertama, hanya Kristus adalah Allah dan tak ada allah lain selain dirinya; kedua, tidak satu ilah lain apapun juga yang kepadanya manusia akan dan tak terelakan akan berhadapan dalam penghakiman yang tak satupun dapat melarikan diri dan apalagi berbantahan. Ketika Yesus berkata semacam ini:

Matius 24:30-31 Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.

merupakan eksistensi yang paling keras dan paling mulia menunjukan bahwa tidak ada yang lain selain Dia. Bagaimana mungkin hal ini sendiri tidak menjadi “konflik” untuk menjelaskan kekuasaan antara Anak Manusia dan Bapa, ini hanya dapat dijelaskan dengan satu pondasi terpenting dan tunggal oleh Yesus sendiri, bahwa: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30). Walau mungkin muncul semacam “subordinasi” antara Bapa dan Anak semisal dalam pernyataan ini: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri” (Matius 24:36), ini tidak menunjukan subordinasi yang menunjukan semacam  kuasa antar keduanya yang terdivisi sebenarnya, bahwa Bapa lebih tinggi daripada Anak dalam totalitas eksistensi sehingga dua yang berbeda dan ada allah disamping Allah. Satu hal yang perlu dipertimbangkan secara absolut adalah, setiap orang harus memahami mengapa “problema” ini bisa muncul dalam pandangan manusia. Apakah itu? Itu adalah karena Sang Firman telah menjadi manusia sehingga menciptakan semacam relasi dan fungsi yang harus berlangsung dalam tatanan semacam ini: “Sorga berkehendak, maka di bumi itu semua  akan terjadi tepat tanpa kemelesetan bagaimanapun juga sehingga memang terjadi sebagaimana  sorga berkehendak”. Itu sebabnya relasi dan fungsi ini dikemukakan oleh Yesus dalam sebuah sabda yang sangat menekankan relasi dan fungsi yang eksistensinya dan sifatnya bukan sekedar identik tetapi memang “Aku dan Bapa adalah satu”, begitu nyata dalam sabda ini:

Yohanes 10:37-38 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."

Mengapa Yesus begitu penting untuk menekankan “pekerjaan-pekerjaan”? Karena pekerjaan-pekerjaan ini sangat erat berkait dengan Dia satu-satunya yang memulai pekerjaan dengan bersabda dan sabdanya pasti terjadi dalam nada semacam ini:demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yesaya 55:11). Tentu saja dalam hal ini Yesus bukanlah perkataan, bukan dalam konteks bahwa Yesus adalah firman dalam bentuk kata-kata yang tetap berwujud kata-kata yang memang terus bekerja hingga melaksanakan kehendak-Nya, tetapi adalah ini: ”Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi (Matius5:17-18). Jadi pekerjaan-pekerjaan ini, mengapa Yesus berkata: percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa, karena itu terkait dengan relasi kudusnya bahwa satu-satunya penggenap kehendak Bapa adalah Anak. Jika demikian maka vonis yang berkata bahwa Yesus adalah subordinatif terhadap Bapa dalam eksistensi, kuasa dan pemerintahan menjadi begitu janggal. Ketika Yesus saja yang mampu menggenapkan setiap sabda dalam Kitab Suci maka kuasa,pemerintahan dan kemuliaannya pasti sehakekat, bukan semacam allah ciptaan lain yang diciptakan dan dirancang diluar diri-Nya dari material ciptaan lainnya untuk menggenapi kehendak-Nya, sebab sejak semula relasinya adalah Anak Manusia keluar dari dalam diri-Nya yang berawal dan berakhir bagaimanapun juga, seperti ini: firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. Anda juga perlu mengajukan pertanyaan mahapenting: siapakah yang dapat memahami kehendak Bapa selain dirinya dalam level kemuliaan sebagaimana Bapa? Jawabnya hanya Dia sendiri. Karena itu ketika Yesus berkata: “Aku dan Bapa adalah satu”, memang sebuah ketuhanan yang begitu menyilaukan. Mengapa Yesus meminta percayalah pada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya? Karena didalam pekerjaan-pekerjaan itulah bertakhta jati diri Yesus bahwa Ia dan Bapa adalah satu-bahwa Bapa dan Anak satu hakekat dalam kemuliaan yang satu. Itu sebabnya, relasi semacam ini dalam aspek lain akan sering dan begitu penting untuk diangkat Yesus, seperti ini:

Yohanes 17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.

Yohanes 17:11 Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku jelas bukan “shared property” seolah dua entitas yang terpisah, tidak demikian tetapi sebuah kesehakekatan saja yang membuatnya hal itu terjadi. Itu sebabnya tak perlu mengherankan jika dalam doa-Nya kepada Bapa, Sang Kristus membicarakan kemuliannya sebagai sebuah properti  yang sama sekali tak bersifat terdivisi dan berivalitas namun satu yang menjadi satu dalam kehidupan jemaat Kristus: Aku telah dipermuliakan di dalam mereka yang merupakan milik Bapa-milik Kristus.

Itu sebabnya Ia adalah hakim atas segala bangsa merupakan salah satu elemen yang menunjukan bahwa dalam ia mengosongkan dirinya dan mengambil rupa seorang hamba, tidak sama sekali kehilangan seluruh kejati-diriannya bahwa Ia dan Bapa adalah satu, atau dalam bahasa yang dituliskan nabi Yesaya: firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki. Dalam hal inilah konteks ketaatan Kristus terhadap Bapa hingga mati dan mati di kayu salib; dalam konteks ini jugalah mengapa Yesus harus terlihat dalam impresi indrawi kita lebih rendah, pertama-tama dalam kemanusiaannya dan selanjutnya dalam aspek kemahaannya yang harus taat begitu rendah sampai ia berkata: hanya Bapa yang tahu, Anak tidak terkait bahkan tentang dirinya sendiri, bukan menunjukan subordinasi kuasa, kemuliaan dan pemerintahan, sebab itu terjadi karena relasi dan fungsinya memang adalah ini: firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, tanpa sama sekali bermaksud menunjukan bahwa Yesus adalah allah (yang lebih kecil) daripada Bapa. Penghakimannya atas segala bangsa adalah salah satu penggenapan firman yang diucapkan Allah melalui nabi Yesaya.


Berdasarkan ini jugalah maka kita akan menjumpai Yesus yang sangat menekankan relasi dan fungsi dirinya dalam kesehakekatan dirinya dengan Bapa:

C.Yesus Berkata Bahwa Bapa Telah Memberikan Kepadanya:

Bersambung ke Bagian 4

Soli Deo Gloria
Solus Christus





No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9