F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 KISAH RASUL 6:8-15



Oleh : PDT. BUDI ASALI. M. DIV.



 
KEBAKTIAN
Minggu,  20 Juli 2014 ; 08.00


KISAH RASUL 6:8-15
 


Kis 6:8-15 - “(8) Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. (9) Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini - anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria - bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, (10) tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. (11) Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ‘Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.’ (12) Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. (13) Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: ‘Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, (14) sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’ (15) Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.”


I) Stefanus


A) Diri Stefanus.
1) Stefanus adalah orang yang ‘penuh iman dan Roh Kudus’ (ay 5).
Ay 5: “Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.”


Perhatikan bahwa sekalipun Stefanus penuh dengan Roh Kudus, ia tidak pernah berbahasa Roh.


2) Stefanus adalah orang yang ‘penuh karunia dan kuasa’ (ay 8).

Ay 8: “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.”.


Kitab Suci Indonesia mengatakan ‘karunia’ tetapi terjemahan hurufiahnya adalah ‘kasih karunia’ [NIV: ‘full of God’s grace and power’ penuh dengan kasih karunia dan kuasa Allah)].

Tetapi perbedaan ini tidak terlalu menjadi soal di sini, karena memang kalau kita bisa mempunyai karunia tertentu, maka itu merupakan wujud kasih karunia Tuhan bagi kita.

Jadi, Stefanus mempunyai banyak macam karunia-karunia dan juga mempunyai kuasa untuk melakukan mujijat dan / atau dalam pemberitaan Firman Tuhan.
Catatan: KJV menterjemahkan ay 8 ini ‘full of faith and power’ penuh dengan iman dan kuasa), tetapi ini diambil dari manuscript yang berbeda.


3) Stefanus mempunyai hikmat (ay 10 bdk. ay 3).
Ay 3,10: “(3) Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,’ ... (10) tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.”


Hikmat jelas mencakup pengetahuan Kitab Suci / Firman Tuhan (Maz 119:98-100).

Maz 119:98-100 - “(98) PerintahMu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. (99) Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatanMu kurenungkan. (100) Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titahMu.”

Memang orang yang mempunyai pengetahuan Kitab Suci belum tentu berhikmat, tetapi orang tidak bisa berhikmat kalau tidak mempunyai pengetahuan Kitab Suci.


B) Pelayanan Stefanus.
1) Ia melayani sebagai diaken (Kis 6:1-6).

Ia melakukan pelayanan meja / melayani orang miskin dalam gereja sehingga rasul-rasul bisa bebas dari tugas itu dan bisa berkonsentrasi pada doa dan Firman Tuhan (Kis 6:2-4).
Tetapi kelihatannya, ia bisa melakukan lebih banyak dari pada sekedar melayani sebagai diaken, sehingga ia lalu melakukan pelayanan-pelayanan di bawah ini.

2) Ia mengadakan mujijat dan tanda (ay 8).
Ay 8: “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.”


3) Ia bersoal jawab / berdebat (ay 9-10).

Ay 9-10: “(9) Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini - anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria - bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, (10) tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.”

a) Stefanus memang berdebat.

Kata ‘bersoal jawab’ dalam ay 9 diterjemahkan ‘argue’ berdebat / berargumentasi) oleh NIV/NASB, dan diterjemahkan ‘dispute’ bercekcok / berdebat) oleh KJV/RSV.
Dan dari kata-kata ‘mereka tidak sanggup melawan’ dalam ay 10 juga terlihat bahwa ini adalah suatu perdebatan.

Ini perlu dicamkan karena pada jaman ini kebanyakan orang kristen menganggap bahwa berdebat adalah sesuatu yang negatif. Kalau saudara adalah orang kristen seperti itu, renungkan bagian ini dan buanglah pemikiran bahwa berdebat adalah sesuatu yang negatif!

b) Dalam perdebatan ini ia memberitakan Injil.
1. Ini menunjukkan orang kristen boleh berdebat asal dengan motivasi yang benar. Terhadap orang kristen yang selalu menghindari perdebatan, saya ingin ingatkan 1Pet 3:15b yang berbunyi: “Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,”.

Ini adalah suatu ayat yang bukan hanya mengijinkan, tetapi bahkan mengharuskan, setiap orang kristen untuk berapologetik (membela pandangannya pada waktu diserang). Buku Mokoginta jelas menyerang Kristen, dan lucunya pada waktu saya berapologetik untuk membela kekristenan, sebagai bentuk ketaatan saya terhadap ayat ini, saya justru diserang / dikecam oleh orang-orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen / hamba Tuhan!


2. Ini juga menunjukkan bahwa dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan, sekalipun kita tidak boleh bersandar pada logika / otak kita, tetapi kita harus memakainya. Ini berlaku baik dalam pemberitaan Injil / Firman Tuhan yang bersifat pribadi maupun masal (berkhotbah).


3. Ia memberitakan Injil dengan cara debat kepada orang-orang yang sudah beragama lain (agama Yahudi).

Anehnya, rasul-rasul tidak mengecam / memarahi Stefanus, dengan mengatakan: ‘Agama-agama lain juga merupakan karunia Allah kepada manusia’, atau ‘kamu itu senangnya gegeran saja, beda dengan kami yang senangnya damai’, atau ‘kebenaran itu tak ada yang mutlak, jadi tak perlu debat’! Juga rasul-rasul tidak memberi pengumuman kepada semua orang Kristen pada saat itu: ‘Jangan ikut acaranya Stefanus!’.


c) Dalam berdebat tidak ada orang yang bisa melawan Stefanus.

Ay 9-10: “(9) Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini - anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria - bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, (10) tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.”

Ada banyak orang yang mengaku dirinya penuh dengan Roh Kudus, tetapi anehnya, pada waktu pandangan / prakteknya diserang, ia tidak bisa menjawab serangan itu kecuali dengan menghindarinya dan berkata: ‘Kita tidak usah berdebat’, atau ‘Orang kristen tidak boleh berdebat’, atau ‘Ini tidak bisa dijelaskan kepada orang yang belum mengalaminya’, atau ‘Jangan menghakimi’, dsb. Ini merupakan omong kosong. Dalam Kitab Suci, baik nabi-nabi, Yohanes Pembaptis, rasul-rasul (Petrus, Paulus, dsb), maupun Yesus sendiri, sering berdebat dan mereka selalu menang!


4) Ia memberitakan Injil / Firman Tuhan kepada Mahkamah Agama Yahudi (Kis 7).

Seandainya jaman sekarang, ini sama dengan kalau kita debat dengan MUI! Kita tidak melakukan hal itu, jadi kita masih tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Stefanus!

Dari sini bisa kita lihat bahwa Stefanus tidak puas hanya dengan 1 pelayanan, ia mencari yang lain yang bisa ia kerjakan. Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara sudah melakukan 1 pelayanan, apakah saudara lalu merasa sudah cukup? Pelayanan lain apakah yang bisa saudara lakukan tetapi belum saudara lakukan? Maukah saudara melakukannya?

Juga kita melihat bahwa Stefanus mulai dengan pelayanan kecil, tapi ia melakukannya dengan penuh tanggung jawab, sehingga Tuhan memberikan pelayanan yang lebih besar.
Bdk. Luk 16:10 - “‘Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”


Penerapan:

  1. Kalau gereja mengangkat pekerja, sebaiknya berikan pelayanan kecil dulu. Kalau orang yang diangkat itu ternyata bertanggung jawab dalam pelayanan kecil itu, baru ia diberi pelayanan yang lebih besar!
  2. Kalau saudara diangkat sebagai pekerja, setialah dalam pelayanan kecil, baru saudara akan mendapat pelayanan yang lebih besar.



C) Ada penyertaan Roh Kudus dalam hidup dan pelayanan Stefanus.

Ini terlihat dari:

1) Ay 5 yang menunjukkan bahwa ia penuh dengan Roh Kudus.

Ay 5: “Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.”

2) Ay 8 yang mengatakan bahwa ia penuh dengan karunia / kasih karunia dan kuasa Allah.

Ay 8: “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.”

3) Ay 10 yang menunjukkan bahwa ia dipimpin Roh Kudus dalam berdebat.
Ay 10: “tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.”

Kesimpulan dari semua ini: Stefanus adalah orang kristen yang luar biasa / hebat.


II) Serangan terhadap Stefanus.


1) Setan menyerang.

Mengapa setan menyerang Stefanus?
a) Melihat orang kristen yang begitu hebat, setan tidak mungkin berdiam diri. Ia pasti menyerang!

Penerapan:

  1. Kalau saudara adalah orang kristen yang bersungguh-sungguh hidup bagi Tuhan, saudara pasti juga akan mendapat serangan setan. Karena itu banyaklah berdoa supaya Tuhan menjaga / menolong saudara dalam menghadapi serangan setan itu. Jangan pernah lengah!
  2. Sebaliknya kalau hidup saudara relatif bebas dari serangan setan, maka jelas saudara bukan orang kristen yang hebat, bahkan mungkin sekali saudara bukan orang kristen sama sekali!

  3. Kalau saudara melihat hamba Tuhan yang betul-betul dipakai oleh Tuhan, yakinlah bahwa ia pasti juga diserang setan habis-habisan. Banyaklah berdoa untuk dia!



b) Setan menyerang Stefanus karena Stefanus membantu rasul-rasul.
Mungkin setan berharap agar dengan jatuhnya Stefanus, rasul-rasul tidak bisa berkonsentrasi pada pemberitaan Firman Tuhan. Karena itu kalau saudara melihat orang-orang yang membantu pelayanan seorang hamba Tuhan, maka saudara juga harus mendoakan mereka, karena mereka pasti juga diserang oleh setan.


2) Setan menggunakan manusia untuk menyerang Stefanus.
a) Orang-orang yang menyerang Stefanus.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari tentang mereka:


  1. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang tahu Firman Tuhan tetapi tidak bertobat! Orang seperti ini yang paling berbahaya. 
  2. Mereka adalah orang-orang yang fanatik, tetapi tanpa Roh Kudus.


    Fanatisme yang membabi buta
    , yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus maupun Firman Tuhan, menyebabkan mereka menghalalkan segala macam dosa seperti memfitnah, mengajukan saksi palsu, dan bahkan membunuh.


    Apakah saudara fanatik? Itu baik, kalau dipimpin oleh Roh Kudus dan sesuai dengan Firman Tuhan! Tetapi jangan menjadi orang fanatik yang membabi buta dan tidak perduli pada Firman Tuhan!

  3. Mereka bertambah jahat setelah mendengar Firman Tuhan / kebenaran! Memang kalau saudara mendengar Firman Tuhan, akan timbul 2 kemungkinan: atau saudara dikuduskan oleh Firman itu, atau saudara justru bertambah jahat!


b) Cara mereka menyerang Stefanus.

Dengan menghasut / memfitnah, menangkap / mengadili dan mengajukan saksi palsu.


Ay 11-14: “(11) Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ‘Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.’ (12) Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. (13) Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: ‘Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, (14) sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’”.


Bandingkan dengan apa yang dialami Stefanus disini dengan apa yang dialami oleh Yesus.

Mat 26:60-65 - “(60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, (61) yang mengatakan: ‘Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.’ (62) Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepadaNya: ‘Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?’ (63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya.”



Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari sini:
1. Stefanus mengalami apa yang sudah dialami oleh Yesus.

Bandingkan ini dengan Yoh 15:18-20a yang berbunyi: 

“(18) Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. (19) Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. (20a) Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu;”.
Apakah saudara rela juga mengalaminya demi Yesus?


2. Hamba Tuhan pasti sering difitnah!

Karena itu jangan cepat-cepat menerima omongan yang negatif tentang seorang hamba Tuhan.

1Tim 5:19 - “Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung oleh dua atau tiga orang saksi.”


3. Hamba Tuhan sering difitnah karena khotbahnya (ay 11)!

Ay 11: “Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ‘Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.’

Banyak orang mengutip khotbah itu cuma sebagian, atau mengutipnya secara out of context, dan lalu menambah-nambahinya sehingga menjadi sesuatu yang sama sekali lain dengan apa yang dimaksudkan oleh pengkhotbahnya. Jelas bahwa ini sebetulnya merupakan suatu fitnahan!

a. Bandingkan dengan Pdt. dr. Yusuf B. S. dan Guy Duty yang dalam bukunya memfitnah Calvinisme dan bahkan Calvin dan Agustinus! Kalau mau tahu tentang hal ini bacalah buku saya yang berjudul ‘Calvinisme Yang Difitnah!’.


b. Saya pernah memimpin Pemahaman Alkitab di suatu gereja, dimana dalam acara tanya jawab terjadi suatu perdebatan. Dalam perdebatan itu saya menyatakan bahwa orang kristen harus mengalami penderitaan, dan tidak selalu harus disembuhkan dari penyakit. Orang yang berdebat dengan saya itu lalu menyebarkan fitnah di luar (termasuk di BAMAG) dan mengatakan bahwa saya adalah orang Liberal yang tidak percaya pada kesembuhan.

c) Fitnahan orang-orang ini.

1. Tentang hujatan terhadap Allah.

Ay 11: “Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ‘Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.’”

Mungkin Stefanus mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Ini mereka anggap sebagai penghujatan (bdk. Yoh 5:18 Yoh 10:33 Mat 26:63-65).


2. Tentang hujatan terhadap Musa dan perubahan adat istiadat Musa.


Ay 11: “Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ‘Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.’”.

Ay 14: “sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’”.


Mungkin Stefanus mengatakan bahwa ceremonial law hukum-hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan, seperti penyembelihan domba kalau ada dosa, dsb) telah dihapuskan. Orang-orang Yahudi mengganggap bahwa hukum Taurat bersifat kekal. Pada waktu Stefanus mengatakan ceremonial law dihapuskan, itu mereka anggap sebagai penghujatan terhadap Musa dan terhadap Allah.


3. Tentang perubuhan Bait Allah (ay 14).

Ay 14: “sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’”


Yesus memang menubuatkan keruntuhan Bait Allah, tetapi Ia tidak pernah mengatakan bahwa Ia yang akan meruntuhkan Bait Allah (bacalah Yoh 2:18-21 Mat 24:1-2 Yoh 4:19-24). Jadi, tidak mungkin Stefanus mengatakan bahwa Yesus yang akan meruntuhkan Bait Allah. Mungkin Stefanus menyinggung-nyinggung kata-kata Yesus yang berhubungan dengan keruntuhan Bait Allah dalam ayat-ayat tersebut di atas, dan oleh mereka kata-kata itu dikutip sebagian dan lalu diberi tambahan-tambahan sehingga menjadi fitnahan seperti itu.




III) Sikap Stefanus waktu diserang.
Ada 2 tafsiran tentang ay 15: “Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.”.



Ada 2 kemungkinan arti:
1) Muka Stefanus mengeluarkan sinar (terjadi mujijat).

Saya tidak setuju dengan pandangan ini. Pada waktu muka Musa bersinar, bangsa Israel menjadi takut.

Kel 34:30 - “Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.”.

Karena itu kalau muka Stefanus betul-betul bersinar, pasti orang-orang Yahudi itu tidak akan berani mengadili apalagi membunuh dia.

2) Wajah Stefanus menunjukkan ketenangan, kasih, keberanian, keyakinan.

Ini menunjukkan bahwa ditengah-tengah segala macam serangan setan ia tetap yakin bahwa Allah itu menyertai dia dan bahwa Allah akan berjanji untuk menolong dia untuk berbicara.


Bdk. Mat 10:17-20 - “(17) Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. (19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.”.


Kesimpulan.
Kalau saudara ikut Tuhan dan setan menyerang saudara sehingga saudara mengalami segala macam penderitaan, apakah saudara lalu jadi takut dan mundur? Atau, maukah saudara seperti Stefanus dengan tetap beriman dan yakin akan penyertaan Tuhan? Kiranya Tuhan memberkati saudara!
-AMIN-

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9