F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (21/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Bukan Penggembalaan Menuju Karekater Mulia atau Menjadi Corpus Delicti, Tetapi  Menuju Kepada Terang-Nya Yang Ajaib

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu, 13 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 20

Yesus Kristus, haruskah ia menjadi segala-galanya untuk Jawaban dan Kebenaran Bagi manusia di hadapan Allah?
Pertanyaan ini senantiasa menarik sejak semula dan hingga kini sebab pada setiap pengajarannya, dirinyalah yang dijunjung sebagai kebenaran bagi manusia, baik pada bagaimana seharusnya manusia berelasi dengan sesama dan bagaimana seharusnya manusia dapat berelasi dengan Allah, seperti hal-hal berikut ini:

Lukas 10:25-28 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."


Pada dialog ini sekalipun bisa dilihat adanya perbuatan-perbuatan berbasiskan karakter mulia tetapi bukan sama sekali penggembalaan agar orang yang dibimbing oleh Yesus dapat menjadi berkarakter mulia, tetapi sebuah penggembalaan pada bagaimana untuk memiliki hidup kekal berdasarkan kebenaran yang disabdakannya bukan berdasarkan pandangan manusia, sebagaimana terlihat dari  apa jawaban Yesus terhadap pertanyaan yang diajukan oleh ahli Taurat. Hal kedua yang menunjukan bahwa ini  bukan sama sekali penggembalaan menuju karakter mulia adalah: Yesus secara langsung bertanya kepada si penanya: apakah yang tertulis atau diperintahkan oleh hukum Taurat yang dijawab secara tepat. Jawaban itu merupakan instruksi hukum Taurat itu, ternyata,  sama sekali bukan instruksi bagaimana memiliki karakter mulia sehingga dapat membawa manusia kepada hidup kekal  tetapi sebuah instuksi agar manusia memiliki kasih atau mengasihi Allah secara  tak bercela sebagaimana dikehendaki Allah: “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu.” Instruksi ini bukan sama sekali untuk membangun moralitas tetapi bagaimana manusia itu harus memiliki kasih yang sedemikian mulia yang tak menyisakan sedikit saja ruang untuk mengasihi diri sendiri. Dan memang tak perlu sama sekali sebab kalau saja ada seorang terbukti dapat atau mampu menggenapinya maka bukan kehancuran diri atau kekacauan hidup yang terjadi padanya tetapi memiliki kehidupan bersama Allah atau memiliki hidup kekal, tanpa memerlukan kedatangan Yesus dan apalagi sampai perlu mati dikayu salib untuk menggenapi maksud Allah sebagaimana tertulis di dalam kitab suci (Lukas 24:25-27).

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (20/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang Bercela dihadapan Iblis

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 10 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 19

Relasi corpus delicti ala pendeta Dr. Erastus Sabdono pada Yesus Kristus memang tidak pernah terjadi oleh satu sebab tunggal saja: Yesus tak pernah mengalami problem legalistik terhadap iblis sebagaimana yang diajarkan-Nya baik dalam wujud perumpamaan-perumpamaan dan dalam wujud konfrontasi langsung  semacam ini: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu “(Yoh 8:43:44)” lengkap dengan penghakiman-Nya atas iblis yang berbunyi: “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”(Yoh 8:44). Ia bahkan berkonfrontasi secara terbuka terhadap karya rejim atau pemerintahan iblis di dunia ini:

Lukas 11:14-20 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

Ketika pendeta Erastus Sabdono mengkonsepsi corpus delicti  berdasarkan Bapa mengutus Anak Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk menanggung penghukuman dan dapat menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah yang dengan demikian menunjukan seharusnya anak-anak Allah dapat mentaati dan menghormati Bapa secara benar sebagaimana Yesus melakukannya, sehingga dengan demikian dapat membungkam iblis-karena Allah tak memiliki  bukti kejahatan iblis yang kokoh mendakwa dan mempidanakan secara absolut, maka Yesus menunjukan sebaliknya atau menunjukan tak ada sama sekali problem sebagaimana sangkaan pendeta Erastus, terbukti dengan pernyataan Yesus yang berbunyi: tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Yesus dan kuasa Allah ternyata berdaulat dan berkuasa untuk membuktikan bahwa iblis adalah sumber kejahatan dan penjahat utama atas segala kejahatan tanpa dapat dielakan oleh iblis dalam cara bagaimanapun. Itu oleh Yesus dikatakan sebagai kedatangan Kerajaan Allah yang  berkuasa penuh untuk membuktikan kesalahan dan mengusir secara memalukan. Jika di dunia ini saja Yesus begitu bebas mempermalukan iblis dalam sebuah tindakan ekstrayudisial (dalam pandangan dunia) maka apalagi dalam sebuah pengadilan “formal” kelak.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9