F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (20/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang Bercela dihadapan Iblis

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 10 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 19

Relasi corpus delicti ala pendeta Dr. Erastus Sabdono pada Yesus Kristus memang tidak pernah terjadi oleh satu sebab tunggal saja: Yesus tak pernah mengalami problem legalistik terhadap iblis sebagaimana yang diajarkan-Nya baik dalam wujud perumpamaan-perumpamaan dan dalam wujud konfrontasi langsung  semacam ini: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu “(Yoh 8:43:44)” lengkap dengan penghakiman-Nya atas iblis yang berbunyi: “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”(Yoh 8:44). Ia bahkan berkonfrontasi secara terbuka terhadap karya rejim atau pemerintahan iblis di dunia ini:

Lukas 11:14-20 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

Ketika pendeta Erastus Sabdono mengkonsepsi corpus delicti  berdasarkan Bapa mengutus Anak Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk menanggung penghukuman dan dapat menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah yang dengan demikian menunjukan seharusnya anak-anak Allah dapat mentaati dan menghormati Bapa secara benar sebagaimana Yesus melakukannya, sehingga dengan demikian dapat membungkam iblis-karena Allah tak memiliki  bukti kejahatan iblis yang kokoh mendakwa dan mempidanakan secara absolut, maka Yesus menunjukan sebaliknya atau menunjukan tak ada sama sekali problem sebagaimana sangkaan pendeta Erastus, terbukti dengan pernyataan Yesus yang berbunyi: tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Yesus dan kuasa Allah ternyata berdaulat dan berkuasa untuk membuktikan bahwa iblis adalah sumber kejahatan dan penjahat utama atas segala kejahatan tanpa dapat dielakan oleh iblis dalam cara bagaimanapun. Itu oleh Yesus dikatakan sebagai kedatangan Kerajaan Allah yang  berkuasa penuh untuk membuktikan kesalahan dan mengusir secara memalukan. Jika di dunia ini saja Yesus begitu bebas mempermalukan iblis dalam sebuah tindakan ekstrayudisial (dalam pandangan dunia) maka apalagi dalam sebuah pengadilan “formal” kelak.

0 Renungan Reflektif Menyambut Natal 2016:

Oleh: Martin Simamora

Dimanakah Damai Sejahteramu Kauletakan, Pada Kristus Ataukah Pada Menurutmu Sendiri?


Ketika Kristus dilahirkan ke dalam dunia ini, berapa banyakah manusia yang memadang kedatangannya sebagai teramat penting.  Bukan sekedar  teramat penting sebagaimana saya dan anda memahami maksud  yang terkandung di dalam kata “penting” itu sendiri. Pada era jelang kelahiran Yesus hanya ada segelintir manusia yang mampu memandang ia yang dijanjikan Allah itu begitu penting untuk dikenali sehingga menjadi dasar tunggal baginya untuk menutup mata dalam kedamaian yang begitu menenteramkan jiwa. Dan kalaupun itu dapat terjadi, semata karena Allah sendiri menunjukan kebenaran semacam itu kepadanya sebagaimana Alkitab mencatatkan perihal itu bagi saya dan anda:

Lukas 2:25-32 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Berdasarkan penuntunan Roh Kudus saja ia dimampukan untuk memandang dan mengerti bahwa Mesias begitu penting bukan saja bagi kehidupannya saat ini tetapi bagi kehidupan setelahnya. Tak ada damai yang lebih dahsyat daripada apa yang telah dinyatakan Roh Kudus baginya: dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan

Dan beginilah pujian yang dilantukan oleh mulutnya:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9