F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-2)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-2)”




Dalam pemerintahan hukum Taurat maka penghakiman dilangsungkan berdasarkan hukum tersebut namun keputusan hakim berdasarkan tindakan Allah untuk tidak memperhitungkan kebenaran hukum Taurat pada setiap manusia yang padanya telah diikatkan-Nya kasih setia-Nya untuk selama-lamanya. Maka pada kasus Daud inilah yang terjadi:


Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.- 2 Samuel 12:13


Ini adalah tindakan kasih setia Tuhan  yang berupa: menariknya keluar dari kebinasaan yang telah ditetapkan-Nya bagi setiap manusia yang melanggar ketetapan kudus-Nya dalam hukum Taurat, sebagaimana yang sangat disadari Daud:


Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.- 2 Samuel 12:5

Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!- 2 Samuel 12:7


Ada 2 hal yang berlangsung dan dinyatakan di sini:

Pertama: kebinasaan manusia secara integral tak terpisahkan bahkan tak dapat diuraikan dari natur manusia dihadapan hukum Taurat: binasa karena satu dosa terhadap kehendak kudus hukum Taurat


Kedua: Tindakan Kasih Karunia Allah secara integral tak terpisahkan bahkan tak dapat diuraikan dari ketakberdayaan manusia untuk melarikan diri atau menamengi dirinya dari konsekuensi pelanggaran terhadap taurat, yaitu kebinasaan dengan perbuatan-perbuatan baik setelahnya, karena natur kerja hukum Taurat itu segera membawa si pelanggar pada kebinasaan dalam dosa. 

Perhatikan ini:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-1)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-1)”
 
Nabi Natan Menyampaikan Penghakiman Tuhan: "Engkaulah Orangnya!"
Lukisan: Angelika Kaufmann


Benarkah hukum Taurat diberikan kepada bangsa Israel untuk menunjukan standard kebenaran moral yang manusia sebelum jaman penggenapan harus miliki. Dengan kata lain kebenaran hukum Taurat itu sama sekali berbeda dan sama sekali terpisah dari kebenaran dalam Kristus, bahkan  bangsa Israel dapat dilestarikan  dengan hukum Torat? Sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam “Keselamatan Di Luar Kristen“ pada paragraf akhir di halaman 18:



Mari pertama-tama memperhatikan penjelasan rasul Paulus berikut ini:

Roma 2:17-29 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak, dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala? Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu? Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain." Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Bangsa Israel seharusnya dapat menjadi: penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa. Mengapa?Karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Namun yang terjadi sebaliknya: Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?


Apakah ini sebuah situasi temporer pada sebuah waktu atau era? Apakah ini sebuah situasi pada generasi-generasi tertentu Israel saja, dan apakah dengan demikian hukum Taurat tak dapat bekerja menjadi pandu bagi Israel, sebab:” oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain?” Seperti ada tertulis, apakah maksudnya? 
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9