F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Passover in the Time of Jesus

By: Prof Daniel B.Wallace

Passover in the Time of Jesus
(Reflection)



The following essay is the transcript used in a recent Seder that I conducted with some friends. With a little imagination, you can see how it was implemented.

This evening we will be celebrating the Passover as it was celebrated in the first century A.D. Our records are scanty in some places, but the majority of aspects of the evening are certifiable as authentic at that time. We will not eat gifilta fish, nor have a boiled egg or a bare lamb shank bone on our plates, since this practice does not date back to the time of Jesus.[1] The meal itself will be simple: hors d’oeuvres, lamb, unleavened bread, and wine; the symbolic significance of the meal, however, will be rich and complex. The Passover was a festive occasion—a celebration of the nation’s release from Egyptian bondage. We should celebrate it tonight as Jesus’ disciples did, for only later did they realize the irony of this joyous occasion that pointed to the death of the Messiah.

As we replicate what the Jews of Palestine did at the time of Jesus, try to reflect on what may have been going through the disciples’ minds as well as our Lord’s, as we partake of that last Passover before his death. At certain points we will punctuate the ceremony with references to that Thursday evening of April 2, A. D. 33.[2] At the end of the Passover, we will briefly look at Matthew 26:17-30, 36-45 and a few other verses.

0 Mencari & Menakar Tuhan:

Oleh: Martin Simamora

Tuhan Dalam Dunia Manusia
(Refleksi)

Judul ini bukan hendak mengatakan bahwa Tuhan  itu adalah kreasi pikiran manusia, apalagi ciptaan jiwa manusia yang membutuhkan “Sang Diri” yang melebihi dirinya sehingga dapat menjadi pelabuhan bagi keletihan dan kepenatan jiwa yang menderanya di dalam perjalanan atau pengembaraannya di bumi ini. Tetapi  benar, judul ini hendak menyatakan bahwa manusia memiliki imajinasi-imajinasi dan konseptualisasi-konseptualisasi mengenai siapakah dan bagaimanakah Tuhan seharusnya. Problem dari semua hal terkait Tuhan dalam dunia manusia adalah: tak pernah ada satupun manusia yang berjumpa dengannya sebagaimana menjumpai manusia sehingga dapat bercakap-cakap dan memastikan berbagai hal spekulatif-tak ada yang dapat memastikan bahwa itu adalah kebenaran ultimatnya. Manusia memerlukan manusia yang memang pernah setidak-tidaknya tahu atau mengenal baik SANG DIA itu tanpa sedikit saja kesalahan. Tak mengherankan Tuhan tetap menjadi subyek menarik untuk diperbincangkan dan diperdebatkan, sekalipun seorang itu berhaluan ateis. Oposisionalnya Tuhan terhadap dunia manusia, itu kerap memelikan kreatifitas dan kekayaan jiwa manusia untuk merekonstruksi Tuhan sebagaimana ia ada. Perjanjian Baru memiliki  penyajian oposisional yang menarik terkait “Sang Diri Itu” dalam kreasi pikiran manusia atau konseptualisasi manusia terhadap Tuhan. Perhatikan ini dan juga rangkaian-rangkain yang merajut refleksi kali ini:

Yohanes 8:21-23  Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.

Oposisional yang sedang dibicarakan di sini, bukanlah sebuah tipe yang memiliki prospek untuk berharmoni dalam serangkaian akomodasi-akomodasi kedua belah pihak: bahwa Tuhan belajar memahami dunia manusia dan manusia belajar memahami dunia Tuhan sehingga terciptalah sebuah zona harmoni bagi keduanya. Ini mustahil karena oposisional di sini bukan konseptual tetapi lahir dari sebuah keterpisahan dunia yang mustahil untuk berjumpa dan untuk saling memahami pada kedua belah pihak secara individual: “kamu berasal dari bawah; Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.” Di dunia ada begitu banyak ragam konsep mengenai Tuhan, namun di sorga hanya ada satu konsep mengenai Tuhan:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9