Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Keempat
Sama Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak MAnusia Harus Ditinggikan
(Lebih dulu
di “Bible Alone”-Jumat, 3 September 2016- telah
diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 32”
Itu sebabnya di
sepanjang perjanjian lama tidak akan pernah ditemukan relasi Allah dengan
manusia bersimpangan dengan konsepsi pendeta Dr. Erastus yang menyatakan Allah
bercela di hadapan iblis sehingga IA menciptakan manusia dengan agenda yang
melibatkan manusia untuk melakukan pembuktian corpus delicti melawan iblis
untuk menutupi kebercelaan Allah. Sebaliknya, Allah berkuasa atas umatnya,
segenap manusia, segenap kejahatan di dunia ini dalam cara yang begitu keras,
yaitu pembinasaan seketika pada apapun yang dikehendaki-Nya, dengan sebuah
tujuan agar umat-Nya mengenal Siapakah IA yang tak berkenan pada kejahatan
dalam IA begitu mengasihi umat-Nya. Tetapi sebelum kita melihat kedaulatan
pemerintahan Allah dalam menghukum hingga membinasakan apapun juga kejahatan di
dunia yang telah menjadi wilayah kekuasaan iblis tanpa iblis itu sendiri dapat menentang
Allah, mari terlebih dahulu kita melihat siapakah Allah berdasarkan
penyingkapannya kepada nabi Musa:
Keluaran
33:17-23 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan
ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku
dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya
kemuliaan-Mu kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan
segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku
akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan
mengasihani siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku,
sebab tidak ada orang yang memandang Aku
dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di
mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat,
maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi
engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik
tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan
kelihatan."
Keluaran
34:1-8 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan
yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada
loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan. Bersiaplah menjelang pagi dan
naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku
di puncak gunung itu. Tetapi janganlah ada seorangpun yang naik bersama-sama
dengan engkau dan juga seorangpun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu,
bahkan kambing domba dan lembu sapipun tidak boleh makan rumput di sekitar
gunung itu." Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula;
bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang
diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya. Turunlah TUHAN dalam awan, lalu
berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN. Berjalanlah TUHAN lewat dari
depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN,
Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni
kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang
yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya
dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat." Segeralah
Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah.
Kepada Musa, Allah
telah bukan saja memperkenalkan siapakah Ia tetapi menyatakan Ia mulia tak
bercela dan tak dapat didekati siapapun juga yang tak sekudus-Nya atau ia
binasa. Bahkan di sini kekudusan-Nya tidak memerlukan bukti atau corpus delicti
untuk menunjukan apakah kesalahan atau kejahatannya sehingga harus binasa
dihadapannya selain kekudusan-Nya sendiri itulah hakim bagi siapapun dan apapun
juga. Itu sebabnya Musa, sekalipun, membutuhkan kasih karunia (bukan
perlindungan) berupa tindakan kasih Tuhan yang begitu kudus untuk mengasihinya
sebagai yang dikasihi-Nya dan dikehendaki-Nya utuk mengenal-Nya: " Lagi
firman-Nya: "Engkau tidak tahan
memandang wajah-Ku, sebab tidak ada
orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada
suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila
kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk
gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan
lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku,
tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan.”
Karena ini adalah natur penghakiman Allah,
bahwa penghakiman itu secara absolut berdasarkan kekudusan-Nya semata, maka kita bisa memahami siapakah Yesus
kala ia bersabda seperti ini: