‘Bagaimana
Iblis Dapat Mengusir Iblis?’
Oleh: Blogger Martin Simamora
A. Yesus Kristus dan
Kerajaan-Nya
Sementara
Yesus tak berseru “aku adalah Allah” secara ekplisit atau gamblang, tetapi Sang
Mesias sangat lugas menyingkapkan pemerintahan Kerajaan-Nya secara berdaulat
penuh kuasa, ia bahkan masuk ke dalam sebuah dialog yang sukar untuk diterima
manusia selama Kristus tak sanggup diterima sebagaimana Sang Mesias
menyatakannya- bukan dalam konsepsi siapapun juga.
Sang
Kristus secara unik dan kuat memperlihatkan dirinya memiliki sebuah
pemerintahan yang mahakuasa dan mahadaulat dalam sebuah kategori eksistensi
yang hanya mungkin jika Ia adalah Anak Allah dan sungguh tak terpisahkan dari Kerajaan Allah
sementara Ia adalah Firman yang menjadi manusia, bahkan sekalipun ia tak
menghendaki semua mengetahui pada saat itu, kerajaan maut tak dapat menyangkali
kuasa pemerintahan Kristus. Mari perhatikan ini sebentar:
Bilamana
roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan
berteriak: "Engkaulah Anak Allah." Tetapi Ia dengan keras melarang
mereka memberitahukan siapa Dia. (Markus 3:11-12)
Dalam
perkembangan berikutnya eksistensi Kerajaan Allah yang bersemayam didalam
Kristus sebagaimana memang Ia adalah Sang Firman yang menjadi manusia dalam hakekat
tak terpisah atau terlepas darinya di sorga atau dalam hakekat divinitas yang sehakekat dengan
Bapa-bukan yang mendekati Bapa atau apalagi lebih rendah dari Bapa sebagai
konsekuensi kemerosotan yang diakibatkan tubuh alamiah/daging yang dikenakan
Kristus dalam diri Yesus itu sendiri—sebagaimana
diajarkan dalam tautan pemikiran atau gagasan bahwa Kristus datang sebagai
teladan Corpus
Delicti-bukan sebagai Juruselamat dunia dalam penggenapan Kitab
Suci, Yesus menunjukan eksistensi Pemerintahan kerajaan-Nya dalam bentuk-bentuk
Pemerintahan yang memiliki kuasa untuk memberikan kuasa kepada siapa Ia mau
memberikan untuk menunjukan kepada alam semesta bahwa Ia datang sebagai Dia
yang yang Mahatinggi dan Berdaulat penuh:

