F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Pelajaran Hidup Yang Sukar (2)



Integritas Vs Jiwa Terpecah:
Andaikata Pendetamu
Keturunan Ular?
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang- 2Korintus 11:15

Oleh: Martin Simamora


Lebih Besar Dari Sekedar Keselarasan
Integritas, mengacu pada KKBI, adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Dengan kata lain integritas adalah keseluruhan karakter seorang pribadi, bukan parsialnya sehingga tidak ada fraksi-fraksinya atau pecahan-pecahannya. Ketika  Yesus Kristus  mengangkat isu integritas, ia tidak secara khusus menyebutkan kata tersebut namun langsung pada jantungnya atau natur alami yang seharusnya dimiliki oleh seorang manusia. Perhatikan ini:

Matius 23:2-3 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Pada teks di atas, kita menemukan sebuah fraksi atau pecahan pada karakter para ahli Taurat dan orang-orang farisi yaitu fraksi atau pecahan karakter yang terpecah antara apa yang mereka ajarkan atau perkatakan versus apa yang mereka perbuatan. Satu sisi mereka mengajarkan jangan begitu, jangan begini dan harus begitu sebagaimana juga harus begitu tetapi perbuatan pada diri mereka sendiri menunjukan sebuah keterpecahan karakter yang dijumpai pada perkataan dan perbuatan mereka, yang  oleh Yesus dikatakan: turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Secara cepat kita dapat mengatakan bahwa Yesus menghendaki sebuah kesatuan karakter dalam sebuah totalitas jiwa seorang manusia: apa yang terdapat dalam diri seseorang akan Nampak pada luar diri seseorang, itulah integritas. Jika sebaliknya, maka integritas seseorang dalam bahaya yang sangat serius dan menghancurkan dirinya sendiri sehingga sangat mungkin perkataan-perkataannya sangat bernilai untuk dituruti, tetapi tidak pada perbuatannya: turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Ini bukan sebuah situasi yang baik pada sisi apapun juga sebab tanpa teladan, kebenaran yang diajarkan tidak dapat memberikan perubahan karakter yang sesungguhnya. Tak heran salah satu kecaman  terhadap para pemimpin agama ini sangat mencengangkan:

0 Pelajaran Hidup yang Sukar


Oleh: Martin Simamora


Belajar Mencukupkan Diri Dalam Segala Keadaan


Pengejaran- Pengejaran yangTak Pernah Titik
Mari pertama-tama saya ajukan terlebih dahulu konteksnya agar tak disalahmengerti sebagai ketakproduktifan dan cepat berpuas diri. Dunia ini pada segala aspeknya tak akan selalu membahagiakan dan karena itu juga tidak akan selalu menyengsarakan. Kalau memperhatikan pernyataan demikian, seolah manusia memiliki semacam titik-titik ekuilibriumnya masing-masing yang merupakan titik-titik kepuasan atau ketercukupan hidup teroptimalnya yang khas. Tetapi faktanya tidak. Banyak hal, manusia ketika masih belum memiliki  hal-hal yang diinginkan dalam daftar keinginannya, beranggapan andaikata hal tersebut bisa didapatkannya, maka itu akan menjadi kebahagiaannya atau kepuasannya. Pada satu sisi lainnya, ada manusia ketika masih dalam situasi-situasi hidup yang tidak membahagiakan, menyedihkan hingga menyengsarakan, berpengharapan dengan sejumlah daftar apa-apa yang dianggapnya sebagai penyebab kesusahan hidupnya telah menyangka jika saja daftar itu dapat dihilangkan, maka ia akan menjadi bahagia dan memiliki kepuasan hidup yang diimpikannya. Pada faktanya, kedua hal tersebut tidak pernah terwujud sesederhana itu.

Kepuasan diri dan kepuasan hidup, pada faktanya, dapat menjadi sebuah pengejaran hidup yang tak dapat didefinisikan sendiri oleh manusia itu. Mengapa? Karena pengejaran itu berangkat dari apa yang kita sangka sebab bahkan jiwa kita sendiri tak pernah bisa mensubstansikannya sedemikian rupa sehingga menggenapkan jiwa yang bergelora. Ya begitulah kita…kita mengejar apa yang kita sangka atau pikir akan membuat kita bahagia hanya untuk mendapatkan dirinya tetap saja tidak seberbahagia sangkanya, kita dengan demikian mendapatkan diri ini lebih berbahagia sebelum saya dan anda memulai pengejaran-pengejaran semacam itu.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9