Oleh:Martin Simamora
Allah
Di Sorga Turun Ke Dunia Mengatasi Segala
Kuasa Pemerintahan Dunia & Terlibat Penuh Daulat Menuliskan Sejarah
Daniel
Diantara Kerajaan babel- Allah yang Berdaulat- Israel dan Yerusalem yang
Terjajah
Bukan hal yang menyukakan bagi Daniel sebagai seorang Ibrani yang
bangsawan dalam penjajahan imperium Babel sementara ia sendiri memiliki posisi
yang mulia di antara para orang-orang bijaksana kerajaan tersebut. Ia sangat
terkemuka di antara orang-orang Kasdim; diantara para ahli jampi dan ahli
sihir. Hatinya, pikirannya, jiwanya berkecamuk melihat realita yang pahit
menimpa bangsanya, sementara ia sangat memahami bahwa bangsanya telah melakukan
kesalahan yang teramat besar dihadapan Allah. Berapa lama lagi, kapan dan
bagaimana pemulihan itu akan terjadi? Sebagai seorang nabi yang sangat
terkemuka di imperium Babel, sementara ia sendiiri begitu diberkati Allah untuk
melayani para raja sehubungan maksud Allah yang begitu berdaulat atas para raja
Babel yang berkuasa menjajah Yerusalem, Daniel sama sekali tak memiliki
pewahyuan yang bagaimanapun mengenai
masa depan Israel: kapankah bangsa ini menerima pengampunan atas segala
dosa dan pelanggaran, pemulihan? Ini sebuah kesulitan yang sangat besar karena
Daniel sangat menyadari bahwa tidak ada satupun ketentuan hukum Taurat yang
dapat dilakukan sehingga bangsanya menerima pengampunan dan pemulihan. Inilah yang menjelaskan mengapa sebagai nabi,
ia harus bergantung penuh pada apa yang dikemukakan oleh para nabi terdahulu.
Daniel memperhatikan apa yang dikemukakan oleh para nabi terdahulu:
Daniel 9:1-6Pada tahun pertama
pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah
menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, pada tahun pertama kerajaannya itu
aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan
Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan
berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. Lalu
aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil
berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Maka aku
memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan,
Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia
terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami
telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak,
kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat
kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada
raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada
segenap rakyat negeri.
Daniel di sini, pada teks di atas tersebut menyatakan posisinya di
hadapan Allah dan sekaligus di dalam sejarah yang sedang berlangsung dan
menimpa bukan saja dirinya tetapi kerajaan Yehuda dan Yerusalem. Posisi dirinya
dalam memandang dan menjelaskan realitas yang tidak dimiliki berdasarkan
pewahyuan personalnya tetapi berdasarkan kumpulan kitab terutama pada apa yang
telah dinyatakan oleh Allah kepada nabi Yeremia tentang sebuah peristiwa yang
akan terjadi di masa yang akan datang terkait timbunan puing Yerusalem, sebuah
realitas yang permulaan penggenapannya terjadi di era Daniel: aku,
Daniel, memperhatikan dalam kumpulan
Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan
berlaku atas timbunan puing Yerusalem`
Apakah yang telah
dituliskan oleh nabi Yeremia sehingga Daniel memahami dan mengakui bahwa
peristiwa memilukan yang dialami Yerusalem dalam pendudukan/penjajahan imperium
Babel adalah peristiwa yang telah disabdakan sebelumnya oleh Allah untuk kelak
terjadi di masa melampaui era nabi Yeremia itu sendiri? Mari kita memperhatikan
catatan nabi tersebut dalam kitab
Yeremia: