Oleh: Martin Simamora
Perkataan–Ku
Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini- 3
Jika Yesus Sang
Mesias dan Anak Allah begitu tunduk
kepada dan berdiri di atas kebenaran firman di hadapan iblis, maka
seharusnya Ia tak akan menolak sebuah permintaan (lagi oleh iblis) yang akan memuliakan Allah yang mengutusnya. Tetapi apa
yang tak pernah diketahui iblis adalah, Yesus bukan sekedar memiliki
pengetahuan dan ketaatan pada firman
sebagaimana dituntutkan untuk dilakukan manusia di dunia dan di hadapan iblis,
tetapi Ia didunia ini sepemerintahan dengan Bapa sehingga dalam kesatuan sabda
dan bersabda [lihat:Yohanes 7:16, 8:26, 8:28, 12:49, 14:10, 14:24, 14:31]. Jikalau
pada Yesus, ketaatannya belaka berdasarkan determinasi dan konsistensi kemanusiaan
sebagaimana pada manusia, dapat dipastikan ia tak akan sanggup berhadapan
dengan iblis yang hadir dalam segenap
kegemilangan pemerintahan dan kuasanya yang sedang memelukan erat tubuh Yesus
dengan bujuk rayu manis menopengi tipu muslihat yang teramat laten bersalutkan
penyabdaan firman yang membinarkan hasrat untuk mentaatinya sehingga memuliakan
Bapa, jika dilakukan penuh taat:
═Lukas
4:9-11 Kemudian ia membawa Yesus
ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau
Anak Allah, jatuhkanlah
diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau,
Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka
akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada
batu."
Perhatikan
pada pernyataan “sebab ada tertulis” mengenai Engkau atau diri Yesus sendiri: “Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya
untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya,
supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” merupakan sebuah kegelisahan terdahsyat yang pernah
dialami oleh iblis dan dihasilkan seorang manusia sementara ia belum lama tadi
berkata “Segala kuasa itu serta
kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan
kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki- Lukas 4:6??”
Sang iblis yang baru saja membusungkan dadanya di ketinggian yang dipanjatnya
sendiri demi peninggiannya, kini, mendadak mengakui bahwa Yesus memang sama sekali
mustahil direbut dari sepasang tangan (pemerintahan) yang satu-satunya agung mulia
berkuasa atas Yesus, sementara ia sendiri tidak memilikinya!? Kini, ia
menuntut itu dibuktikan, sekali lagi di ketinggian yang ditentukan si iblis,
demi “sebab ada tertulis?”Kini, sebenarnya, iblis sudah masuk ke dalam kegilaan yang
paling mengerikan sebab seharusnya ia lebih baik bunuh dirinya saja, bukankah ia begitu jumawa kepada bumi dan kepada langit dengan berkata kepada Yesus: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya
akan kuberikan kepada-Mu…jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan
menjadi milik-Mu-Lukas 4:6-7??"
Iblis kini begitu inferior, ini bukan
sekedar menjilat ludahnya tetapi ia sedang menista dirinya sebab tiba-tiba ia
menyatakan adanya sebuah pemerintahan yang kesemestaannya, saat itu juga,
sedang mengintimidasinya dan begitu mempermalukannya hingga ia kehilangan
logika kuasa yang berkuasa atas apapun juga seperti klaimnya yang begitu sok
berkuasa: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab
semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja
yang kukehendaki.” Dan Yesus
sejak 2 pencobaan pertama, itu sendiri telah menunjukan bahwa kuasa bukan omong kosong,
bukan kata-kata optimis dan bukan kata-kata positif yang diumbarkan di udara, tetapi kuasa adalah kedaulatan Allah dan sebagaimana Allah menghendaki
kedaulatannya bekerja- hanya Allah yang memiliki kuasa yang diklaim iblis. Itu sebabnya Yesus berkata begitu sederhana menjawab
permintaan pembuktian ketaatan bersalut muslihat pada “apa yang tertulis agar Yesus mentaati iblis”
dengan berkata ” "Ada firman: Jangan engkau
mencobai Tuhan, Allahmu!- Lukas 4:12"
Satu
hal penting di sini, bahwa Yesus sendiri
memiliki otoritas dan kuasa untuk mendatangkan malaikat-malaikat untuk bekerja demi
dirinya dan demi keamanannya sendiri, tetapi kuasa pada dirinya begitu
integral dengan kehendak pada dirinya untuk menggenapi sabda Allah, sebab hanya
ia yang berkuasa menjadikan apapun yang telah disabdakan Bapa untuk terjadi, baik di bumi ini dan
di sorga di atas sana. Coba perhatikan hal ini sebagai pembanding: