F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (34/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sama Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak MAnusia Harus Ditinggikan

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 5 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 33

Sebagaimana Allah tak pernah menyatakan adanya problem pada diri-Nya berupa konsepsi pendeta Dr. Erastus Sabdono yaitu pembuktian corpus delicti kepada para nabi-Nya yang menuliskan hukum Taurat dan Kitab para  nabi, pun demikian pada Yesus Sang Penggenap kitab suci menegaskan kebenaran yang telah dituliskan pada masa purba dibandingkan dengan kehadirannya dan perkataannya atau ajarannya di bumi, bahwa setiap  kebenaran yang telah dinyatakan oleh para nabi kudus-Nya itu adalah benar, lengkap dan definitif sebab yang menyatakan kepada mereka adalah Roh Kudus yang mengetahui segala sesuatu pada Allah, termasuk hal-hal yang tersembunyi. Mari kita memperhatikan bagaimana Yesus Sang Mesias menyatakan bahwa para nabi tak pernah membawa pesan  tersembunyi atau memerlukan interpertasi yang begitu canggih  sampai-sampai memunculkan pesan yang tak sebagaimana kata dan bahasa itu berkomunikasi dengan pembacanya:


Lukas 4:16-21 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Di sini, Yesus Sang Kristus, bukan saja menyatakan  bahwa Ialah Sang Penggenap itu namun sekaligus menyatakan bahwa SIAPAKAH dirinya dan APAKAH TUJUANNYA adalah  tepat sebagaimana yang dinyatakan Roh Kudus kepada para nabi, sebagaimana nabi Yesaya menyatakan siapakah ia dan apakah tujuannya:


Ia adalah  orang yang diurapi Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin
[di sini “kepada orang-orang miskin” sangat terkait dengan jenis kemiskinan yang justru menjadi dasar tunggal bagi keselamatan manusia: Matius 5:1-12, sebab pusat kebahagiaan manusia di dalam kesengsaraan/kemiskinan adalah Yesus Sang Kristus; itu sebabnya “Ia adalah orang yang diurapi Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin telah membuatnya sekalipun sebagaimana dengan nabi-nabi sebelumnya sekaligus tak ada yang sama seperti dirinya]


Ia adalah  dia yang diutus Allah untuk memberitakan pembebasan orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang
[di sini apa  yang dimaksudkan Yesus sebagai orang-orang tawanan adalah mereka yang berada di dalam perbudakan dosa dan maut atau iblis, perhatikan sabda Kristus ini: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”(Yohanes 8:31-32); “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:34-36)—“ Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”(Matius 12:28) ; Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul." Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?" (Markus 8:18-21)—“ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." (Yoh 9:1-9) inilah siapakah Yesus dan inilah apakah tujuan Yesus ke dalam dunia yang berupa penggenap atas apa yang dituliskan para nabi berdasarkan panduan  Roh Kudus]



Apa yang dilakukan Yesus Kristus adalah berdasarkan siapakah ia dan apakah tujuannya berdasarkan apa yang dituliskan oleh para nabi kudus Allah, bukan berdasarkan konsepsi corpus delicti yang dibangun oleh  pendeta Dr. Erastus Sabdono.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (33/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sama Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak MAnusia Harus Ditinggikan

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Jumat, 3 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 32

Itu sebabnya di sepanjang perjanjian lama tidak akan pernah ditemukan relasi Allah dengan manusia bersimpangan dengan konsepsi pendeta Dr. Erastus yang menyatakan Allah bercela di hadapan iblis sehingga IA menciptakan manusia dengan agenda yang melibatkan manusia untuk melakukan pembuktian corpus delicti melawan iblis untuk menutupi kebercelaan Allah. Sebaliknya, Allah berkuasa atas umatnya, segenap manusia, segenap kejahatan di dunia ini dalam cara yang begitu keras, yaitu pembinasaan seketika pada apapun yang dikehendaki-Nya, dengan sebuah tujuan agar umat-Nya mengenal Siapakah IA yang tak berkenan pada kejahatan dalam IA begitu mengasihi umat-Nya. Tetapi sebelum kita melihat kedaulatan pemerintahan Allah dalam menghukum hingga membinasakan apapun juga kejahatan di dunia yang telah menjadi wilayah kekuasaan iblis tanpa iblis itu sendiri dapat menentang Allah, mari terlebih dahulu kita melihat siapakah Allah berdasarkan penyingkapannya kepada nabi Musa:

Keluaran 33:17-23 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."


Keluaran 34:1-8 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan. Bersiaplah menjelang pagi dan naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku di puncak gunung itu. Tetapi janganlah ada seorangpun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorangpun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapipun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu." Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya. Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN. Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat." Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah.

Kepada Musa, Allah telah bukan saja memperkenalkan siapakah Ia tetapi menyatakan Ia mulia tak bercela dan tak dapat didekati siapapun juga yang tak sekudus-Nya atau ia binasa. Bahkan di sini kekudusan-Nya tidak memerlukan bukti atau corpus delicti untuk menunjukan apakah kesalahan atau kejahatannya sehingga harus binasa dihadapannya selain kekudusan-Nya sendiri itulah hakim bagi siapapun dan apapun juga. Itu sebabnya Musa, sekalipun, membutuhkan kasih karunia (bukan perlindungan) berupa tindakan kasih Tuhan yang begitu kudus untuk mengasihinya sebagai yang dikasihi-Nya dan dikehendaki-Nya utuk mengenal-Nya: " Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan.” 



Karena ini adalah natur penghakiman Allah, bahwa penghakiman itu secara absolut berdasarkan kekudusan-Nya semata, maka kita bisa memahami siapakah Yesus kala ia bersabda seperti ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9