F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (31/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Ingatlah Apa yang Dikatakannya Kepadamu!

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 30”  

Kedudukan para rasul Kristus yang berada di bawah pengutusan Kristus (Lukas 24:48-50; Matius 28:16-20; Markus 16:14-16,19-20; Yohanes 21:15-19; Kisah Para Rasul 1:8-9) yang memberikan bagi mereka: otoritas dan kuasa, serta mandat untuk memberitakan injil Kristus setelah mereka diperlengkapi dengan kuasa yang akan-kala itu- diberikan oleh Roh Kudus, telah membuat mereka membawa pada diri mereka kebenaran-kebenaran yang telah ditegakan Kristus di bumi ini. Kebenaran-kebenaran yang berdiri di atas kitab Taurat dan kitab para nabi yang telah digenapi oleh Yesus Sang Mesias. Dan jika memperhatikan apakah bunyi pengutusan beserta apakah tugas yang harus dilakukan dalam pengutusan tersebut, tetap tak ada sama sekali perubahan atau koreksi atau modifikasi pada selama antarwaktu sebelum kematian, kematian dan sesudah kematian atau setelah kebangkitannya dari antara orang mati. Tetap sama dan tak ada tambahan. Setelah Yesus masuk ke dalam kematian dan bangkit dari kematian, tak ada sama sekali sebuah koreksi, pelengkapan, atau modifikasi.  Segera setelah Yesus bangkit bahkan para malaikat tidak memberikan maklumat yang bagaimanapun terkait Yesus yang telah bangkit dari kubur, maklumat  yang bagaimanapun juga untuk menunjukan semacam ketaktepatan Yesus dalam pengajaran-pengajaran sebelumnya. Tak juga ada indikasi ketaklengkapan atau kekeliruan pada ajaran dan pada rangkaian panjang pernyataan-pernyataan Yesus yang berbunyi: “ Aku datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 5:17-18), termasuk  pengajaran Yesus semacam ini: “Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan" (Matius 20:17-19, dan juga: Lukas 18:31-34, Markus 8:31,9:31, 10:32-34). Tak ada sama sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang menunjukan kekeliruan dan kesalahan fatal  pada pernyataanya yang ini: “Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah… Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” (Yohanes 12:23-24, 27). Tak ada sama sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang menunjukan kekeliruan dan kesalahan ringan atau fatal pada pernyataannya yang ini: “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku" (Yohanes 12:31-32) yang menunjukan kuasanya atas iblis, dan pada bagaimana ia harus mati (Yohanes 12:33). Tidak juga ada satu pernyataan sesamar apapapun atau yang terbuka untuk menunjukan bahwa keraguan orang-orang Yahudi yang berbunyi: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"(Yohanes 12:34) terbukti benar sehingga pernyataan Yesus bahwa ia datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi yang mencakup kemesiasannya, dengan demikian salah dan tak terbukti demi hukum Taurat itu sendiri dan kitab para nabi. Tidak ada sedikit saja pernyataan Yesus yang semacam ini “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (Matius 26:53-54) adalah pernyataan seorang “megalomania” yang memandang dirinya begitu ilahi dan begitu sabdaiah yang sedang terpojok dan yang sedang terpuruk dihadapan pedang dan kuasa politik dunia demi harga dirinya dihadapan pedang terhunus yang sedang membelanya (Matius 26:52). Tidak ada kekeliruan dan kesalahan yang sehalus apapaun apalagi terkutuk bagi Yesus saat ia sebelum kematiannya bersabda mengenai dirinya adalah: “Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:48-51) yang telah menimbulkan pertengkaran besar (Yohanes 6:52) dan yang telah mengakibatkan banyak orang yang dikenali publik sebagai para pengikut Yesus memutuskan untuk mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (Yohanes 6:66). Tak ada satu indikasi yang bagaimanapun atau pernyataan gamblang bahwa pengajaran Yesus sebelum kematiannya merupakan pengajaran yang terlampau keras dan terlampau berlebihan untuk diucapkan kepada sesama manusia, sehingga benarlah ini: “Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yohanes 6:60). Tak ada kesalahan sama sekali pada Yesus dan sabdanya saat ia sedang menyatakan siapakah Ia pada mulanya dan selama-lamanya bahwa  ia tak bermula dan tak berakhir baik dahulu sebelum masuk ke dalam dunia dan sesudah ia masuk ke dalam dunia ini sementara ia telah menjadi manusia, seperti ia telah nyatakan sebelum kematiannya: “Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” (Yohanes 6:62) sementara ia pada saat yang sama sedang memberitakan kematiannya sebagai penggenapan kitab suci (Lukas 24:25-27,44). 


Tidak ada sama sekali koreksi dalam bentuk yang bagaimanapun setelah kebangkitannya dan bahkan itu ditegaskan oleh 2 malaikat yang menampakan diri di kubur yang telah kosong sebab Yesus telah bangkit dari antara orang mati, tepat sebagaimana ia telah bersabda:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (30/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Apa Yang Tertulis Dalam Hukum Taurat Dan Kitab para Nabi

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 29”  

Siapakah Yesus Kristus dan apakah tujuannya datang ke dalam dunia dan hanya dirinyalah Sang Penggenap, memang bernilai abadi di dunia ini atau akan senantiasa melintasi masa demi masa dan generasi demi generasi dan memang Ia kekal. Sebab Ia adalah Sang Penyabda dan Sang Penggenapnya, tepat sebagaimana Sang Kristus menyatakannya sendiri relasi dirinya dengan hukum Taurat adalah: “selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Dua komponen keabadian melekat secara manunggal pada diri Yesus, pertama: “selama belum lenyap langit dan bumi ini” yang merujukan keabadiannya di dalam ruang dan waktu; kedua “sebelum semuanya terjadi” yang menunjukan kekekalan dirinya sebagai Sang Penyabda dan Sang Penggenapnya sebab ini secara total adalah “satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.” Itu sebabnya “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Matius 5:17:18) yang diucapkannya dan dilakukannya sebagaimana sabdanya dalam Ia  Sang Firman telah menjadi manusia (Yohanes 1:1,14) memang dilakukannya sebagai satu-satunya yang berkuasa sebagaimana Allah itu sendiri berkuasa. Ia Sang Firman melakukannya sebagai Ia telah menjadi manusia yang tinggal di antara manusia dan yang memang harus memenuhi tuntutan Taurat. Apa yang membuatnya sekalipun adalah manusia yang sama seperti semua manusia namun secara eksistensial tidak sama sama sekali dihadapan hukum Taurat dan kitab para nabi adalah relasinya dan kehendak diri terhadap Taurat yang bukan saja sebangun dan selaras tetapi benar-benar ia sendiri memiliki kekudusan, kuasa dan otoritas yang memampukan mulutnya-raganya dan jiwanya untuk bersabda: selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi terhadap “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”


Ia memenuhi tuntutan hukum Taurat sebagai ia satu-satunya manusia yang memiliki raga dan jiwa yang memang adalah hamba terhadap sabda Allah agar ditaati, tepat sebagaimana semua manusia. Akan tetapi apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia lainnya adalah: ia bukan sekedar mentaati-Nya tetapi menggenapi-Nya pada dirinya sendiri sebagaimana Allah bermaksud dan berkehendak pada semua manusia. Juga apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia lainnya di dalam ia telah menjadi manusia sehingga sama seperti semua manusia lainnya, adalah bagaimana ketaatan Yesus adalah ketaatan yang sepenuh-penuhnya pikiran Allah dan kehendak Allah dalam tak berkecacatan dan dalam tak sedikit saja kurang sempurna atau apalagi kurang sedikit saja tidak seperti yang Bapa kehendaki. Itu sebabnya Ia berkata selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Yesus sendiri berkata bahwa apa yang dilakukannya adalah satu-satunya cara dan tidak ada lagi yang lain jika siapapun mau masuk ke dalam  Kerajaan Sorga atau terluput dari kebinasaan akibat sedikit saja meleset dari kebenaran ini sebagaimana ia bersabda sebagai Ia Sang Penggenap berikut ini:

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.- Matius 5:19

Kesempurnaan yang tak bercela saja yang akan memampukan seseorang untuk menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga; jikalau ada yang mengajarkan dan melakukan dengan meniadakan salah satu perintah sekalipun yang paling kecil maka ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam sorga. Bagi manusia yang penuh kelemahan dan memiliki kemampuan yang unik antarmanusia, ini masih berita baik dan teramat baik,  secara  khusus pada “siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkan demikian  kepada orang lain.”


Semua manusia pada era Yesus begitu berharap agar setidak-tidaknya diri mereka dapat memiliki kehidupan kekal. Tetapi apakah mereka dapat bahkan sekedar pada kategori “tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga?” Akan adakah satu saja yang bisa berada di tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga, tidak binasa berdasarkan ketaatan pada tuntutan hukum Taurat? 



Beginilah sabda Sang Penggenap kepada semua pendengarnya:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9