F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (16/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 1 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)




Bacalah lebih dulu: “bagian15

Apa Yang Dikehendaki Yesus Kristus adalah: “Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama Hingga Waktu Menuai “
Corpus Delicti Sebuah Pengajaran Kontra Terhadap Kebenaran Di Dalam Yesus”  


Ketika Yesus Kristus berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai “(Matius 13:30) maka itu adalah hal Kerajaan Sorga (ouranōn- langit [dalam tingkat-tingkatnya]) di mana Bapa bertakhta dan  memerintah segenap alam ciptaan sehingga bergerak sebagai hamba-hamba yang melayani titah dan sabda-Nya kepada segenap semesta.  Tak senantiasa bahkan teramat langka bagi manusia untuk dapat menyaksikan bagaimana Allah di Kerajaan Sorga bertitah, salah satu yang termanis, saya percaya, adalah ini: “lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan (Matius 3:17)." Apa yang harus dipahami terlebih dahulu adalah ini, kerajaan sorga di sini harus dipahami sebagai pemerintahan  Allah atas alam semesta yang mendekati atau memasuki kehidupan dunia yang  berada di dalam taklukan iblis. Tetapi ketika dikatakan iblis memerintah dunia ini sebagai taklukan atau perbudakannya, itu bukan hendak menyatakan bahwa Kerajaan Sorga tidak memiliki otoritas dan kuasa atas pemerintahan dunia ini! Mengapa harus dikatakan demikian, karena kedatangan Kristus beserta titah-Nya atau sabda-Nya secara keseluruhan adalah pemerintahan kerajaan sorga, sebab Allah berkata: “inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Bukan hanya dikasihi tetapi adalah satu-satunya yang pikirannya adalah pikiran Allah, kehendaknya adalah kehendak Allah, perkataannya adalah perkataan Allah, dan perbuatannya adalah perbuatan Allah yang merupakan penggenapan dari keseluruhan pikiran, kehendak, perkataan dan perbuatan Allah itu sendiri. Kukasihi dan kepada-Nyalah Aku berkenan adalah totalitas kehadiran Allah di dunia sebagaimana Kristus hadir sebagai satu-satunya Pemerintah atas segenap alam semesta sebagaimana Allah adalah satu-satunya. Aku berkenan, juga menunjukan bahwa dalam pandangan kerajaan sorga ia  atau Yesus Kristus adalah pemerintah kerajaan sorga itu sendiri. Itu sebabnya ketika siapapun membaca: “Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:1-2) maka setiap kali membaca ‘Kerajaan Sorga” tidak akan pernah boleh dan tidak akan pernah ada ruang untuk meletakan Yesus sebagai komplementer tetapi mutlak adalah pemerintahan Allah yang sedang datang dan telah masuk ke dalam dunia. Itu sebabnya kala membahas “kerajaan sorga” secara semantik tanpa meletakan Yesus sebagai interpreter untuk memahami “kerajaan sorga” akan sangat menyesatkan. Tak terpisahkan diri Yesus dengan kedatangan kerajaan sorga, dan ini bukan sebuah pengkonsepsian tetapi tepat sebagaimana injil menyampaikannya berdasarkan nubuat purba yang memberitakan kedatangan kerajaan kekal ke dalam dunia ini:”Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Matius 3:3)." Nubuat ini sedang membicarakan nabi Yohanes Pembaptis, tetapi penubuatan sosok yang kelak diketahui adalah Yohanes Pembaptis itu sendiri bukanlah kabar baik itu sendiri atau bukanlah kerajaan sorga yang datang itu sebab sesungguhnya Yohanes Pembaptis adalah pemberita kabar baik dalam sebuah seruan nyaring di padang gurun  bagi dunia mengenai datangnya Tuhan. Seruan itu berbunyi persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Itulah Yesus sebagaimana adanya saat ia sudah datang di dunia ini berdasarkan nubuat kuno nabi Yesaya dan suara dari langit yang berkata “inilah Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.” Jadi bagaimana memandang Yesus Kristus di dunia ini, haruslah sama dengan bagaimana Allah  bertitah dari langit kepada dunia mengenai Yesus yang telah ada dalam nubuat kuno nabi-nabi-Nya di era purba. Siapakah Yesus Kristus di dunia ini sepenuhnya berada didalam balutan nubuat-nubuat para nabi kudus Allah dan inilah sesungguhnya eksistensi Yesus secara total dan Yesus senantiasa mengingatkan para muridnya dan juga orang-orang Yahudi sejak semula dan setelah kebangkitannya:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (15/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Kristus Dihadapan Iblis & Kuasa Pembebasan-Nya Atas Manusia

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu,30Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 14

Pendeta Erastus Sabdono versus Injil, Dalam Ketakberdayaan Allah Atas Corpus Delicti & Iblis
Sementara pendeta Dr. Erastus telah menunjukan bahwa Allah memiliki problem terhadap iblis untuk membuktikan kesalahan iblis secara telak tanpa dapat berkelit, sebaliknya injil secara keseluruhan membantah pengajaran tersebut bahkan menunjukan  Yesus sebagai yang memiliki kuasa apapun terhadap iblis atas manusia, sebab sama sekali tak ada problem corpus delicti ala pendeta Erastus. Pada injil bahkan kita melihat bagaimana Yesus memiliki hubungan dengan para murid-Nya secara langsung dengan iblis dan pemerintahannya yang bukan saja berupa  pengajaran atau sabda, bukan sekedar Yesus saja yang berurusan dengan iblis tetapi bagaimana Yesus  memberikan otoritas kepada para murid-Nya sehingga berkuasa untuk menaklukannya:

Markus 3:14-19 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

Pada teks injil ini apa yang menjadi relasi Yesus terhadap orang-orang yang mau menjadi murid-muridnya bukan sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Erastus:

Manusia harus dihukum,tetapi Allah ingin mengampuni manusia. Oleh sebab itu harus ada yang memikul atau menanggung dosa manusia tersebut. Itulah sebabnya Bapa mengutus Putera-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus untuk menggantikan tempat manusia yang harus dihukum tersebut. Ini dilakukan-Nya untuk memenuhi atau menjawab keadilan Allah. Sekaligus oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi CORPUS DELICTI yang mebuktikan bahwa seharusnya anak-anak Allah dapat taat dan menghormati-Nya dengan benar. Iblispun terbukti dan pantas dihukum[halaman 37- “Aturan Main,” Majalah Truth edisi 26]  

Relasi antara Yesus dengan para murid bukan dalam konteks “corpus delicti” sehubungan dengan problem Allah terhadap iblis bahwa hingga saat ini tak ada bukti apapun yang membuktikan kesalahan iblis sehingga dapat pantas dihukum dalam cara apapun juga.


Relasi Yesus terhadap para murid-nya terkait iblis secara langsung adalah:

Para murid Yesus memiliki kuasa untuk mengusir setan
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9