F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Belajar Di Kaki Yesus: “Sebuah Studi Untuk Pelatihan Seminari”

Oleh  John M. Frame

Satu-Satunya Pertanyaan Yang Tersisa Adalah, Bagaimana Anda Akan Duduk Pada Kaki Yesus?


Alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu: “bagian 1

Jadi saya meminta anda untuk mempertimbangkan kekhususan yang sungguh istimewa pada duduk di kaki Yesus. Kala ia dahulu hidup di muka bumi ini, Yesus telah mengunjungi sahabat-sahabatnya, saudari-saudarinya Maria dan Marta, di kota kecil Betania. Marta begitu disibukan dengan melayani para tamunya, tetapi Maria “duduk di kaki Tuhan dan telah mendengarkan pengajarannya” (Lukas 10:39). Marta telah kecewa terhadap Maria yang tidak membantu. Hal itu nampak menjadi sebuah keluhan yang pantas. Tetapi Yesus,kapanpun juga, mengejutkan kita oleh pemujian terhadap Maria. Dia telah “memilih bagian yang baik, yang tidak akan dirampas darinya”(ayat 42). Kini, normalnya memang saudari-saudari seharusnya membantu satu sama lain dalam menjalankan tugas-tugas di rumah, maukah anda mengalami kehilangan apapun juga? Marta telah melakukan sebuah hal baik dengan bekerja untuk melayani Yesus dan tamu-tamu lainnya.  Tetapi dia tidak sungguh-sungguh mengerti apa yang  hilang dari dirinya: Anak Allah yang kekal, sedang mengajar tepat di ruang keluarganya sendiri!


Jangan kehilangan kesempatan untuk duduk pada kaki Yesus. Banyak hal lain-lain yang penting, seperti pekerjaan rumah, bekerja  untuk penghidupan, dan pelayanan itu sendiri. Tetapi kita semua harus mengambil waktu menjauhi semua itu untuk merenungkan firman.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (11/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu,23 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “Bagian10” 

Sehingga terkait “umat manusia dalam pandangan Allah yang mengutus Yesus,”maka harus memperhatikan 2 realitas manusia dalam pandangan Allah. Memahami ini maka akan mengerti mengapa manusia tidak dapat diperlakukan oleh pendeta Erastus Sabdono sebagai corpus delicti [dalam interpretasi alanya] yang dapat digunakan Allah dalam pengadilannya melawan iblis, sehingga terpenuhilah keadilan-Nya secara sempurna. Satu hal dan memang menjadi satu-satunya kebenaran yang harus diperhatikan, dipertimbangkan dan ditinjau dalam Allah memandang manusia adalah  Siapakah Dia sejak semula kala berdiri dihadapan manusia berdosa. Dia sebelum mengirim Anak-Nya yang Tunggal.


Apakah Allah sejak semula telah menyatakan diri-Nya adalah hakim atas dunia sehingga dengan demikian realitas umat manusia adalah: berdosa dan telah berada di bawah penghakiman Allah.  Ini adalah realitas pertama.  Realitas pertama ini akan menunjukan juga apakah sejak semula Allah memberikan indikasi yang bagaimanapun bahwa Ia membutuhkan manusia-manusia yang mau menjadi pengikut-Nya dan mau menjadi bukti atau corpus delicti untuk menolong-Nya. Ini penting dan begitu penting sebab sebagaimana Yesus menunjukan ketakterputusan era sebelum kelahirannya dan era setelah kelahirannya dalam relasi eranya dan dirinya adalah penggenap era sebelumnya, atau era sebelumnya menuntun pada kedatangan-Nya seperti pada pernyataan semacam ini:

Lukas 24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Maka realitas kedua akan berbunyi: Apakah Allah, kemudian, setelah Ia mengutus Sang Firman ke dalam dunia ini menjadi manusia yaitu Anak Tunggal Allah,  kemudian mengalami perubahan baik dalam kekudusan-Nya dan pandangan-Nya terhadap manusia, dosa dan iblis sehingga Sang Mesias ketika datang hanya menanggung penghukuman dan berupaya menjadi corpus delicti yang menunjukan seharusnya  manusia-manusia yaitu anak-anak Allah dapat menjadi bukti atau corpus delicti yang dapat membungkam iblis sehingga melepaskan Allah dari ketakberdayaannya terhadap iblis? Realitas kedua ini akan menunjukan adakah ketakterputusan bahwa Sang Kristus telah dituliskan oleh para nabi untuk menjadi corpus delicti agar manusia dapat menjadi corpus delicti; apakah  para nabi telah menuliskan bahwa Yesus dan anak-anak Allah yang mau menjadi corpus delicti memiliki kemungkinan besar untuk membantu ketakberdayaan Allah dalam pengadilan-Nya, sebagaimana diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9