F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (11/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu,23 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “Bagian10” 

Sehingga terkait “umat manusia dalam pandangan Allah yang mengutus Yesus,”maka harus memperhatikan 2 realitas manusia dalam pandangan Allah. Memahami ini maka akan mengerti mengapa manusia tidak dapat diperlakukan oleh pendeta Erastus Sabdono sebagai corpus delicti [dalam interpretasi alanya] yang dapat digunakan Allah dalam pengadilannya melawan iblis, sehingga terpenuhilah keadilan-Nya secara sempurna. Satu hal dan memang menjadi satu-satunya kebenaran yang harus diperhatikan, dipertimbangkan dan ditinjau dalam Allah memandang manusia adalah  Siapakah Dia sejak semula kala berdiri dihadapan manusia berdosa. Dia sebelum mengirim Anak-Nya yang Tunggal.


Apakah Allah sejak semula telah menyatakan diri-Nya adalah hakim atas dunia sehingga dengan demikian realitas umat manusia adalah: berdosa dan telah berada di bawah penghakiman Allah.  Ini adalah realitas pertama.  Realitas pertama ini akan menunjukan juga apakah sejak semula Allah memberikan indikasi yang bagaimanapun bahwa Ia membutuhkan manusia-manusia yang mau menjadi pengikut-Nya dan mau menjadi bukti atau corpus delicti untuk menolong-Nya. Ini penting dan begitu penting sebab sebagaimana Yesus menunjukan ketakterputusan era sebelum kelahirannya dan era setelah kelahirannya dalam relasi eranya dan dirinya adalah penggenap era sebelumnya, atau era sebelumnya menuntun pada kedatangan-Nya seperti pada pernyataan semacam ini:

Lukas 24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Maka realitas kedua akan berbunyi: Apakah Allah, kemudian, setelah Ia mengutus Sang Firman ke dalam dunia ini menjadi manusia yaitu Anak Tunggal Allah,  kemudian mengalami perubahan baik dalam kekudusan-Nya dan pandangan-Nya terhadap manusia, dosa dan iblis sehingga Sang Mesias ketika datang hanya menanggung penghukuman dan berupaya menjadi corpus delicti yang menunjukan seharusnya  manusia-manusia yaitu anak-anak Allah dapat menjadi bukti atau corpus delicti yang dapat membungkam iblis sehingga melepaskan Allah dari ketakberdayaannya terhadap iblis? Realitas kedua ini akan menunjukan adakah ketakterputusan bahwa Sang Kristus telah dituliskan oleh para nabi untuk menjadi corpus delicti agar manusia dapat menjadi corpus delicti; apakah  para nabi telah menuliskan bahwa Yesus dan anak-anak Allah yang mau menjadi corpus delicti memiliki kemungkinan besar untuk membantu ketakberdayaan Allah dalam pengadilan-Nya, sebagaimana diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono?

0 Belajar Di Kaki Yesus: “Sebuah Studi Untuk Pelatihan Seminari” (1)


O… Orang-Orang Bodoh, Dan Hati Yang Lamban Untuk Percaya


Alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Martin Simamora


Pada sejumlah momen dalam perjalanan mereka bersama Yesus, banyak orang Kristen bertanya seharusnyakah mereka masuk ke seminari-apakah untuk memperoleh gelar atau hanya mengambil sejumlah studi. Saya telah mengajar di seminari-seminari selama tiga puluh lima tahun, dan saya telah melakukan sejumlah pemikiran mengenai pertanyaan ini. Dalam pamphlet ini, saya akan mendorong anda untuk masuk ke seminari jika anda bias, dan saya akan berupaya untuk membantu mereka yang sedang mencari pedoman untuk keputusan penting ini.


Hal utama dari semuanya, apakah seminari itu? Sebuah seminari, tentu saja, sebuah institusi akademik yang mengajarkan pengetahuan dan keahlian-keahlian yang dibutuhkan untuk pelayanan Kristen. Mengatakan “pelayanan” di sini, saya maksudkan baik pelayanan-peyanan resmi/formal dari gereja dan pelayanan-pelayanan independen gereja: pelayanan-pelayanan kampus semi gereja atau  gerakan-gerakan komunitas semi gereja  atau ”parachurch,” misi-misi, pelayanan-pelayanan kasih, dan lain sebagainya. Tetapi seminari juga menawarkan peluang-peluang bagi siapapun yang ingin menggali firman Tuhan secara mendalam. Kebanyakan seminari menawarkan program-program master yang terbuka bagi orang yang tidak dipanggil untuk pelayanan yang bersifat sepenuh waktu, dan mereka menawarkan status “murid khusus” bagi orang yang hanya ingin mengambil  satu atau dua studi, untuk memperdalam pengetahuan akan Kitab suci.


Jadi sebuah seminari bukan hanya untuk para professional, bukan hanya bagi mereka yang sedang mencari kualifikasi berijazah untuk pentahbisan. Tujuannya lebih luas daripada itu: merupakan tempat bagi orang untuk mempelajari firman Tuhan bersama-sama. Dan,semenjak Yesus adalah Sang Firman yang telah menjadi manusia (Yoh 1:14), belajar di seminari adalah belajar di kaki Yesus.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9