Martin Simamora
Itu Sebabnya Bukan Untuk Menjadi Corpus Delicti
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Kamis,21 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 9”
Anak-anak Allah
seharusnya dan harus berjuang menjadi corpus delicti atau menjadi bukti di
pengadilan Allah, terjadi kala anak-anak Allah tersebut dapat meneladani Yesus
yang telah berhasil menjadi corpus
delicti atau bukti bahwa mereka seharusnya juga dapat mentaati dan menghormati Allah
sehingga dapat menjadi corpus delicti atau bukti yang dapat menolong Allah yang
tak berdaya untuk membungkam iblis. Inilah corpus delicti yang sedang dimaksudkan oleh pendeta
Erastus.
Itulah bukti yang
diperlukan Allah dalam pengadilan Allah terhadap iblis dan bagaimana bukti itu
diproduksi dan menunjukan apakah bukti atau corpus delicti itu, yaitu:bahwa
anak-anak Allah dapat meneladani Yesus. Ajaran pendeta Erastus telah sama
sekali tak berseiringan dengan:
“Iblispun
terbukti dan pantas dihukum”
Bukti yang dapat
dimiliki anak-anak Allah dan bagaimana mereka harus berlaku agar dapat menjadi
corpus delicti atau bukti kejahatan iblis, sama sekali tak akan berbicara untuk memberikan sokongan pada
penghakiman dan penghukuman Allah terhadap iblis.
Mengapa?
Ke-corpus delicti-an
pada anak-anak Allah yang diajarkan oleh pendeta Erastus adalah ini:
“Sekaligus
oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi CORPUS DELICTI yang membuktikan bahwa seharusnya
anak-anak Allah dapat taat dan menghormati-Nya dengan benar”
sama sekali tidak membuktikan tindakan kejahatan yang telah dilakukan oleh iblis dan bagaimana
iblis melakukan tindak kejahatannya, tetapi membuktikan, di hadapan Allah,
bahwa anak-anak Allah dapat meneladani Yesus. Bukankah dikatakan oleh pendeta Erastus bahwa
menjadi corpus delicti berarti “seharusnya anak-anak Allah dapat
taat dan menghormati-Nya dengan benar” sebagaimana Yesus Kristus?

