F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.M)

Oleh: Martin Simamora   

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.M)

Dalam Terang, manusia yang beriman kepada Yesus, menjadi tahu kemana harus pergi. Itu tak lepas dari diri Kristus sendiri, yaitu mengikut diri-Nya; dalam terang manusia itu, ia menjadi tahu dan diberikuasa untuk membuat keputusan mahapenting: mengikut dia. Mengikuti Yesus, apakah pentingnya? Penting karena keselamatan itu sendiri merupakan peristiwa atau “event” keberimanan seseorang secara aktual, bukan belaka konsepsi atau sekedar beragam komposit kebenaran-kebenaran  yang dilahirkan dari sebuah keanggunan pikir teologisnya, yang kemudian dipercayai sekedar untuk diajarkan. Keselamatan adalah kebenaran teologis sekaligus peristiwa aktual iman di dunia ini, dan itu semua dimulai dengan satu perintah-Nya: ikutlah Aku.

Sekali lagi, apakah pentingnya mengikut Yesus dalam peristiwa iman seorang percaya sehari-hari, dalam situasi-situasi menuntut kesetiaan sekalipun membahayakan, dan setia atau bertahan hingga kesudahannya?


Yesus sendiri menunjukan apakah pentingnya diri-Nya itu harus diikuti, melalui sejumlah perintah kepada para murid atau setiap orang percaya di segala jaman, yang menuntut ketahanan iman hingga kesudahannya. seperti:


►Matius 24:13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.  

Bandingkan dengan:
Matius 10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Lukas 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."


“Orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat,” ini telah menunjukan kepada setiap orang percaya bahwa sementara keselamatan yang telah dimiliki itu adalah karya Sang Mesias di atas salib dan telah diterima sebagai sebuah anugerah terindah, namun sementara masih di dunia ini, memerlukan sebuah katahanan atau stamina yang harus senantiasa kokoh hingga kesudahannya-hingga saya dan anda menutup mata ini, kapanpun, dimanapun dan yang bagaimanapun juga.


Apakah dengan demikian, ini adalah sebuah kesendirian dan sebuah penuntutan kekuatan diri sendiri untuk bertahan hingga kesudahannya, agar memiliki hidup itu menjadi otentik dimilikinya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.L)

Oleh: Martin Simamora    

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.L)



Salah satu momen indah dan megah pada kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ini, adalah percakapannya dengan seorang perempuan Samaria. Ya, Samaria, bangsa yang tak boleh dikunjungi oleh para murid-Nya kala Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Sorga, yaitu dirinya sendiri. Sebagaimana telah saya tunjukan pada bagian sebelumnya. Pertemuan ini, karenanya, telah menjadi sebuah pertemuan yang memperlihatkan bahwa Yesus adalah kebenaran dan hakim atas segala bangsa, sebab didalam perjumpaan ini pun, telah disampaikan-Nya kebenaran yang menyatakan keselamatan yang datang dari-Nya dan oleh-Nya, sekaligus menghakimi semua manusia. Mari kita memperhatikan dialog berikut ini:

Yohanes 4:3-12 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"


Perempuan Samaria itu mengenal Yesus, bahwa Ia adalah seorang Yahudi bukan sebagai Sang Terang Dunia. Itu sebabnya ia terperanjat dengan permintaan Yesus yang begitu janggal mau bergaul dengan dirinya yang seorang Samaria. Dalam Alkitab jelas terlihat bahwa relasi antara Yahudi dengan Samaria memang sangat negatif, bagi orang Yahudi, orang Samaria  adalah warga kelas dua dan memiliki sejarah relasi Israel-Samaria yang begitu negatif atau anti Samaria, seperti tercatat pada 2 Raja-Raja 17: “Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itupun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya. Pada mulanya waktu mereka diam di sana tidaklah mereka takut kepada TUHAN, sebab itu TUHAN melepaskan singa-singa ke antara mereka yang membunuh beberapa orang di antara mereka-2 Raja-Raja 17:24-25 [ anda bisa membaca untuk kepentingan studi: “The Origin And History Of The Samaritans,” dan “The Samaritans in Josephus’ Jewish History.”). Nenek moyang orang Samaria bukan orang Ibrani tetapi bangsa-bangsa asing. Ketika perempuan Samaria  menyebut Yakub adalah bapa kami, maka jelas ia menganggap dirinya adalah keturunan Yakub yang mana tak mengherankan karena mereka memiliki sejarah yang begitu panjang hidup sebagai pendatang di negeri bangsa Yahudi. Perkawinan campur adalah hal yang tak terelakan, setidak-tidaknya. Itu juga yang menjelaskan mengapa perempuan Samaria pun menantikan Mesias, sebagaimana ia mengatakannya: “Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami- Yoh 4:25." Mereka karenanya tidak diperhitungkan sebagai domba-domba yang hilang dari Israel, saat pengutusan 12 murid.


Keterperanjatan perempuan Samaria itu dijawab oleh Yesus, bukan sebagai orang Yahudi tetapi IA adalah Allah yang menyatakan kasih karunia Allah, dan juga penghakiman atas realita dirinya di hadapannya. Maka dengarkanlah apa yang dikatakannya ini: “Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup- Yoh 4:10." Kepada perempuan Samaria itu, Yesus memberikan kepadanya air hidup yang bukan dari dunia ini yang dapat menghilangkan dahaga sesaat saja (Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi- Yoh 4:13), tetapi dengan meminumnya tak akan pernah haus lagi: ”tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9