Oleh: Martin Simamora
Benarkah
Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.A)
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (4.1B-Selesai)”
Sebagaimana Allah
memiliki satu-satunya ketetapan dari diri-Nya
bagi semua manusia, tanpa pandang bulu, maka kebenaran yang di sampaikan oleh
Yesus Kristus, juga kebenaran tunggal. Ia tak membawa bermacam-macam kebenaran bagi manusia
dan memperkenalkan
berbagai macam sorga,dengan demikian. Tidak pernah sama sekali. Harus
senantiasa dicamkan dan tak boleh dikesampingkan bahwa Yesus dari
sorga dan datang ke dunia. Ini dinyatakan demikian, sehingga
kehadirannya yang lokalitas tidak bermakna kesempitan kebenaran yang ada pada dirinya. Ia
senantiasa bertakhta di atas bumi ini dan memerintah serta menghakimi dunia ini
sekalipun ada di salah satu titik di muka bumi ini:
Yohanes
3:16-17 Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus
Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya
oleh Dia.
Sementara
Ia berada di komunitas bangsa Yahudi,
Yesus berbicara ketentuan hidup setiap manusia di dalam dunia ini dalam
kapasitas penyelamatan-Nya yang menjangkau bola dunia ini. Kala Ia berkata “setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa,” maka konteks “setiap orang”
adalah orang-orang di dunia ini secara
global dalam sebuah kehendak yang datang dari Allah Sang Pencipta langit
dan bumi ini. Ketika Yesus berkata mengenai setiap orang yang percaya
kepada-Nya atau diri-Nya :tidak binasa, maka tidak perlu sampai orang-orang yang tak percaya itu perlu
melawan hingga melahirkan penghinaan kepada Anak Allah, pembenci Kristus hingga
sehingga menghambat dan merusak pekerjaan Allah, untuk baru dapat dikategorikan menjadi lawan bagi Kristus dan kebenarannya. Tak ada ketentuan khusus semacam
itu yang menyempitkan makna. Tidak percaya kepada Yesus, oleh Yesus,
benar-benar dalam makna yang sangat luas, seluas makna “setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa.”
Pada bagian “Keselamatan Di Luar Kristen (Pelajaran 5)” pendeta Erastus berupaya membangun dasar
bagi pengajarannya sendiri, yaitu “keselamatan di luar Kristen” yang sama
sekali tak diajarkan oleh Sang Kristus itu sendiri, apalagi para rasulnya,
sebagaimana yang coba dikonstruksinya walau tak pernah diajarkan atau ditemukan dalam penelitian seksama Kitab Suci [ Yohanes 5:39-40] yang bagaimanapun juga.