Ketika Kristus Kausingkirkan
Dari Takhta Keberimananku
Oleh: Martin Simamora
Bacalah
sebelumnya bagian 1
Atas nama kebebasan
berpikir dan atas nama kemanusiaan itu sendiri, maka siapapun berhak untuk
memperlakukan Yesus sebagai Dia yang BUKAN lagi bertakhta didalam kehidupanku, pada segala
aspeknya. Inilah sebuah penolakan penuhanan akan dirinya bahkan oleh seorang yang mengaku masih Kristen. Bahwa Dia bukan lagi adalah sang empunyaku, aku-ku adalah
milik-Nya.
Saya hanya akan
menuliskan sebuah hal yang singkat saja, sebagai sebuah perenungan yang teramat
serius di menjelang pengenangan akan
kasih Allah yang begitu akbar [Yoh 3:16]. Dan saya teringat akan sebuah catatan maha penting di
dalam Kisah Para Rasul, pada sebuah peristiwa terbuka atau diketahui oleh publik :
Kisah
Para Rasul 3:12-23 Petrus melihat orang
banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang
kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini
berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan
Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang
kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa
Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta
menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada
hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Dan karena kepercayaan dalam Nama
Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini;
dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu
semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena
ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian
Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu
sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan
waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai
Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala
sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang
kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan
membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti
aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan
akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi
dari umat kita.
Ada 2 hal yang tak
mungkin lagi dialami oleh anda dan saya: