Oleh: Martin Simamora
Apakah
Kuasa Kebangkitan Yesus Juga terletak
Pada "Kelulusan" & "Kesalehan" Dalam Memenuhi
Segenap Kehendak Bapa? (2)
Bacalah
lebih dulu bagian 1
“Kalau Tuhan Yesus tidak taat, Dia takkan dibangkitkan.” Kita sudah
melihat bahwa baik penulis Ibrani dan
Yesus Kristus sendiri, telah menunjukan
bahwa diri Yesus bukanlah seorang yang sedang mengejar ketaatan atau kesalehan
agar dia menjadi memiliki sebuah kualifikasi pantas atau memadai untuk
melakukan karya keselamatan pada salib
apalagi untuk dibangkitkan. Sekarang pada bagian kedua ini, kita akan melihat sebuah hal yang teramat penting namun
diabaikan oleh Renungan Harian Truth, yaitu: kematian Yesus itu sendiri dan apakah yang terjadi dibalik kematiannya.
Pengajar RH Truth nampaknya mengabaikan kematian Kristus bahkan menyimpulkan
bahwa kebangkitan adalah indikator kelayakannya dihadapan Bapa. Jika demikian
maka kematian Yesus bukanlah sama sekali hal yang berarti. Hal semacam ini taklah mengherankan, sebab
memang pengajar RH Truth telah menakar Yesus Sang Mesias masih harus mengejar
kelayakan-kelayakannya di hadapan Allah!
Mari perhatikan bagaimana
pandangan penulis Ibrani mengenai kematian Yesus Kristus?
Ibrani
9:12-14 dan Ia telah masuk satu kali
untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah
domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan
membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan
yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan
abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara
lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri
kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita
dapat beribadah kepada Allah yang hidup.