Oleh: Martin Simamora
Ketika Para Pemimpin Negerimu Bersekongkol Dengan
Pencuri
Para
pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka
menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan
perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka.-
Yesaya 1:23
Tentu tidak ada yang mendambakan
bahwa pemerintahan baru yang merupakan
hasil pesta demokrasi yang telah kita jalani secara baik segera mengalami
rangkaian hambatan-hambatan yang mempengaruhi performa kerja pemerintahan
nasional pilihan dan dambaan rakyat, untuk membawa perubahan atau revolusi
mental yang akan menghasilkan pembangunan manusia dan ekonomi yang bermartabat. Apa yang saya maksud di
sini tentu kekisruhan di sektor penegakan hukum dan perang melawan korupsi,
mulai dari KPK versus Polri hingga Gubernur DKI Jakarta versus DPRD DKI
Jakarta. Pada kedua medan masalah, baik yang nasional dan lokal (sebetulnya
tidak sepenuhnya lokal sebab Jakarta adalah Ibu kota Republik Indonesia), kita
semua belum dapat mengetahui kebenaran sejatinya. Semua masih berproses. Apa
yang pasti diketahui adalah: ada masalah teramat serius terkait penegakan hukum
dan perang melawan korupsi. Saya tak
akan berbicara hal-hal ini, namun pasti saya akan membicarakan realita yang
sedang bergejolak ditengah-tengah negeri kita ini melalui “kacamata” serangkai
ayat-ayat di dalam Alkitab yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang sama,
sebuah keadaan hukum yang rapuh dan korupsi yang membelit baik kota dan negara.
Yesaya 1:23 adalah keadaan
yang melanda sebuah kota yang sangat
penting di Timur Tengah: Yerusalem purba. Namun situasi pemerintahannya dapat
menjadi teropong yang selaras untuk memandang kota dan bahkan negara kita saat ini.