Oleh; Martin Simamora
Artikel ini bertalian erat dengan artikel- artikel sejenis sebelumnya, terutama “ Allah Yang Berdaulat, Bagian Kita (Kehendak Bebas) & Bagian Allah Dalam Konversi, serta “SeseriusApakah Semua Manusia Tanpa Kecuali, Memerlukan Juru Selamat?
Aksi Sepihak Allah
Terhadap Manusia-Manusia Mati
Ilustrasi. Auro Boeralis- Credit: NASA |
Satu hal yang telah kita pelajari adalah bahwa oleh karena
pelanggaran atas ketetapan Allah berupa sebuah larangan bagi Adam dan Hawa di
taman Eden, maka keduanya, seketika
mereka melanggarnya, mereka PASTI MATI (Baca Kejadian 2:16-17),
tanpa dapat ditunda, dikoreksi, dibatalkan. Dengan kata lain, tidak ada ruang toleransi atas
pelanggaran ketetapan TUHAN,
berupa larangan. Ya, dalam derajat tertentu, ini semacam larangan yang sama
sekali tidak membutuhkan verifikasi terlebih dahulu, sebelum konsekuensi
pelanggaran (MATI) terjadi, sebab larangan ini
pada dasarnya berkata MELANGGAR = MATI. Dalam hal ini, sebuah fakta
penting yang paling mendasar adalah: MANUSIA TELAH MATI SEKETIKA dan DIUSIR DARI
TAMAN EDEN (Baca
Kejadian 3:23:24), sebagai akibat pelanggaran
ketetapan TUHAN.
Dua hal ini, dua fakta ini,
merupakan fakta yang amat mematikan, sebab dapat dikatakan kedua manusia ini walau masih bernafas, walau masih memiliki “trio” andalan mereka (perihal “trio” ini dapat anda temukan dalam artikel ini
) sebenarnya tidak bisa berharap dan
melakukan apapun juga untuk memiliki
sebuah probabilitas yang rasional dan yang mungkin untuk dilakukan bagi mereka, untuk memulihkan situasi
mematikan ini. Dengan kata lain, apa
yang rasional dan mungkin untuk dilakukan oleh manusia agar dapat HIDUP KEMBALI
atau BANGKIT DARI KEMATIAN ini?