Oleh : DR. R.C.Sproul
Setiap budaya nampaknya memiliki keunikan sendiri, kebijaksanaan yang dikumpulkan, pandangan-pandangan orang bijak yang sangat bernas. Kerap kali, hikmat-hikmat pilihan ini diawetkan dalam bentuk Amsal. Kita memiliki perkataan-perkataan yang Amsal dalam kultur Amerika. Saya memikirkan perkataan seperti “A stitch in time saves nine” (maksudnya : jika anda memperbaiki sebuah masalah kecil secepatnya, masalah itu tidak akan menjadi masalah yang lebih besar nantinya- editor) atau “ A penny saved is a penny earned” ( maksudnya : adalah bijak untuk menabung uang).
Alkitab, tentu saja, pada keseluruhan bukunya memiliki kata-kata bernas/penuh makna semacam ini—Kitab Amsal. Akan tetapi, kompilasi hikmat amsal ini berbeda dari semua kumpulan-kumpulan kata-kata bijak lainnya yang tidak hanya merefleksikan hikmat manusia tetapi hikmat ilahi, karena amsal-amsal ini diisnpirasikan oleh Tuhan.