Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Pengantar
Andaikan kejatuhan manusia harus terjadi pada era kita saat kini, siapapun sulit membayangkan konsekuensi-konsekuensinya. Saya akan membayangkan bahwa lembaga pembela kemerdekaan sipil semacam American Civil Liberties Union akan dengan segera mengajukan tuntutan—melawan Tuhan dan dalam upaya membela Hawa dan suaminya(urutannya memang demikian), Adam. Tuntutan hukumnya berangkali akan ditekankan pada dasar-dasar dari sebuah tindakan pengusiran illegal. “Dan pada akhirnya,”kita akan diberitahukan bahwa,”dugaan tindakan dosa ini telah dilakukan didalam sebuah taman pribadi, dan oleh sepersetujuan dua orang dewasa.” Namun dari semuanya kita akan diberitahukan bahwa tindak kriminal tersebut (jika memang benar-benar ada tindakan semacam ini) dan penghukuman sepenuhnya diluar kewajaran. Mungkinkah Tuhan benar-benar serius menanggapi isi tuntutan yang dilaporkan ini? Karena hanya oleh sebuah gigitan pada semacam “buah terlarang” pria dan wanita ini diusir dan akan menderita berbagai konsekuensi di seumur hidupnya? Dan lebih daripada ini, bahwa terkait dengan tindakan satu orang ini dan semua umat manusia menderita berbagai hal jahat yang kita alami?
Mereka yang
tidak memandang Alkitab secara serius atau secara literal mengalami sedikit
kesulitan disini. Mereka pada dasarnya akan menyatakan bab ke 3 Kitab Kejadian
sebagai sebuah mitos. Bagi mereka bab 3
semata sebuah kisah yang simbolik yang berupaya keras untuk mencatat
hal-hal sebagaimana adanya.
Detail-detail kisah kejatuhan
bukan masalah Karena detail-detail
tersebut bukanlah fakta, tetapi fiksi.