Oleh : Daniel B. Wallace,Ph.D
Judul diatas merupakan sebuah respon atas pertanyaan apakah neraka semata pemisahan rohani dari Tuhan atau apakah sebuah tempat penghukuman jasmaniah yang dialami secara sadar.
Judul diatas merupakan sebuah respon atas pertanyaan apakah neraka semata pemisahan rohani dari Tuhan atau apakah sebuah tempat penghukuman jasmaniah yang dialami secara sadar.
Secara
langsung, pertanyaan ini mengenai apakah kita semestinya menginterpretasikan
Alkitab secara harfiah pada bagian-bagian yang mengulas neraka. Bandingkan khususnya dengan Wahyu 20:10 ,” dan Iblis, yang menyesatkan mereka,
dilemparkan ke dalam lautan api dan
belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang
malam sampai selama-lamanya”. Kitab
Wahyu berbicara tentang neraka pada dasarnya lebih banyak daripada kitab
lainnya, akan tetapi bahasa kitab ini agak simbolik. Terkadang sebuah
interpretasi diberikan oleh seorang
malaikat: ketika interpretasi diberikan oleh malaikat, kita tidak seharusnya
mencari interpretasi lainnya. Tetapi
dalam bahasan kali ini bukan
ini masalahnya. Namun demikian dalam
menginterpretasikan simbolisme pada kitab Wahyu dan pada Alkitab sebagai sebuah
keseluruhan, kita harus selalu camkan dalam benak kita satu faktor kunci :
gambaran melambangkan sesuatu. Jadi,
sebagai contoh, seseorang tidak dapat begitu saja mengambil 1000-tahun kerajaan
dan tujuh tahun kesulitan besar dan
berkata bahwa kedua peristiwa tersebut merujuk pada sebuah masa yang panjang.
Penggalian arti lebih lanjut diperlukan.