Baca: 1 Tesalonika 5:18
Dalam suatu program interaktif di radio yang mengangkat pembicaraan mengenai kenaikan harga-harga komoditas dan tarif dasar listrik belakangan ini, seorang pendengar menelepon untuk mengatakan, “Mengucap syukur sajalah, karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Tidak perlu protes. Saya sudah menjual mobil dan saya sekarang ke mana-mana naik angkot, tapi saya mengucap syukur. Cabai mahal, ya tidak perlu nyambal, gitu aja kok repot. Mengucap syukur saja.” Sepintas kedengarannya rohani, dan mungkin kita spontan menyahut “Amin” tatkala mendengar teman kita mengatakan hal senada.