Oleh: Martin Simamora
Perkataan–Ku
Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini-2
Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan
siapakah yang memukul Engkau?"- Lukas 22:64
Bacalah lebih dulu: “bagian5”
Kemanusiaan Yesus tidak bisa ditakar sebagai yang memiliki properti-properti atau semacam
kebendaan yang yang tunduk pada atau menjadi taklukan hukum-hukum kerajaan
iblis yang realitas kerjanya tersembunyi
bagi manusia dan hanya dapat
disingkapkan oleh hukum-hukum kudus Allah yang bersabda melawan keterpenjaraan manusia dalam perhambaan dosa
dan maut selama hidupnya [Ibrani 2:14]:
Keluaran
20:3-5,7-8,12-17 Jangan ada padamu
allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung
yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di
bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,[…] Jangan menyebut nama TUHAN,
Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang
menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat[…]Hormatilah
ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu,
kepadamu. Jangan membunuh. Jangan
berzinah. Jangan mencuri. Jangan mengucapkan saksi
dusta tentang sesamamu. Jangan mengingini rumah
sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki,
atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang
dipunyai sesamamu."
Sabda
larangan “jangan” dalam deretan semacam ini, menunjukan pemerintahan apakah
yang secara internal menduduki kemanusiaan para manusia. Jadi pertama-tama di
dalam kemanusiaan manusia berlangsung sebuah pemerintahan yang begitu
menjijikan bagi Tuhan namun tidak dapat dikenali sebagai dosa dan tidak dapat
dikenali sebagai siapakah yang memerintah manusia itu, sampai Allah bersabda dengan
bunyi jangan “berbuat dosa ‘x’.” Siapakah yang mengajarkan manusia atau bersabda kepada jiwa manusia untuk: berzinah,
membunuh, mengingini isteri, dan banyak dosa lagi? Apa yang begitu jelas
adalah: Allah bersabda agar manusia tidak mentaati sabda-sabda yang begitu
menentang Tuhan, dengan berkata: jangan “berbuat dosa ‘x’.” Hanya karena Allah
bersabda demikianlah maka tersingkaplah realitas manusia itu, bahkan ini bukan problem
moralitas belaka, sebab ini semua adalah problem dosa, dosa melawan Tuhan.
Bahwa setiap kali hanya berkeinginan berbuat dosa ‘x’ tertentu maka itu sudah
senilai dengan melakukan atau berbuat dosa ‘x’ tertentu, bukan saja terhadap
sesamanya manusia tetapi terhadap Tuhan: