Oleh : DR. R.C Sproul
Hari ini orang sangat sulit membaca sebuah novel, menonton program televisi, menonton sebuah filem di layar perak, atau bahkan melihat iklan-iklan di majalah-majalah dan di toko-toko tanpa secara nyata dan gamblang menyadari pergeseran radikal ini. Seks adalah penjual nomor satu
Credit :http://blogs.lt.vt.edu |
Pada awal tahun 1950-an fenomena siaran televisi mulai menyapu Amerika. Akan tetapi pada awal era tersebut, hanya segelintir rumah tangga Amerika yang bangga memiliki seperangkat televisi. Pada masa tersebut, sebuah larangan diberlakukan dengan melarang jaringan-jaringan televisi menggunakan kata “virgin” (perawan) dalam siaran televisi. Penyensoran kata ini dijelaskan dalam hubungannya dengan istilah-istilah yang lekat berhubungan dengan hal-hal seksualitas. Menjadi demikian sensitifnya, para produser televisi mula-mula cenderung menyinggung etika dan adat istiadat masyarat Amerika bahwa kata-kata itu terlihat tidak berbahaya seperti halnya kata “virgin” yang telah disingkirkan dalam siaran untuk menjaga kemungkinan lebih jauh sindiran-sindiran seksual yang mungkin.
Secara menyolok, kita kini telah begitu jauh dari era Ozzie and Harriet dan pemunculan perdana siaran televisi( ini adalah sebuah serial sitcom perdana yang pada perkembangannya merekam kehidupan aktual para pemainnya, disiarkan pertama kali oleh ABC pada 3 Oktober 1952- 26 Maret 1966, info lebih lanjut bisa dibaca di sini). Akan tetapi, sejak saat itu, budaya Amerika telah melintasi revolusi budaya yang paling radikal dalam sejarahnya. Revolusi budaya pada dekade enampuluhan dipenuhi dengan pergolakan terkait adat istiadat seksual. Pantangan-pantangan yang lama terhadap hubungan seksual pramarital (sebelum menikah) dan ekstramarital ( diluar ikatan pernikahan) telah dihancurkan oleh etika seks yang baru.